Pidato
ini disampaikan oleh Almarhum Syaikh Ahmad Deedat, dikenal sebagai
ulama Ahlus Sunnah dari Afrika Selatan yang telah melakukan
perjalanannya ke Republik Islam Iran pada tanggal 3 Maret 1982
Pendahuluan
Dalam Al-Quran Suci, Allah SWT berfirman: Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai (QS. At-Taubah : 33), walaupun Amerika Serikat, Russia dan seluruh adi daya tidak menyukainya. Janji Allah tidak bergantung oleh kekuatan para adi daya. Dalam pengertian luas, pergerakan Islam menjangkau seluruh umat. Dalam pengertian sempit, pergerakan Islam merepresentasikan bagian dari umat yang paling cepat dalam perjuangannya dalam menjadikan Islam sebagai jalan hidup.
Dalam Al-Quran Suci, Allah SWT berfirman: Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai (QS. At-Taubah : 33), walaupun Amerika Serikat, Russia dan seluruh adi daya tidak menyukainya. Janji Allah tidak bergantung oleh kekuatan para adi daya. Dalam pengertian luas, pergerakan Islam menjangkau seluruh umat. Dalam pengertian sempit, pergerakan Islam merepresentasikan bagian dari umat yang paling cepat dalam perjuangannya dalam menjadikan Islam sebagai jalan hidup.
Beberapa
tahun yang lalu tidak ada yang menyadari seorang pemimpin tunggal
dalam pergerakan Islam. Hal itu menjadi pemandangan negatif yang
menutupi wajah umat sebagai pergerakan sejarah menuju dekade akhir
abad ke-14 Hijriah. Namun dunia tidak menyadari pergerakan Islam di
Iran. Iran di bawah eks-Shah telah mencederai Islam. Iran berada
dalam posisi lemah. Kita adalah Sunni dan ketidaksadaran kita pada
masa itu sangat jelas, dan seketika revolusi Islam di Iran menjadi
headline pada awal tahun 1978.
Bagian
terbesar umat Islam yang menyebut diri mereka Sunni juga terlihat
tidak menyadarinya. Propaganda Shah adalah dengan menyalahkan ulama
Islam. Media Barat dan media Islam yang dimanipulasi Barat,
serta rezim di negara-negara Islam menganggap kejadian di Iran
sebagai hal kecil. Kita semua terlambat dalam menyadari realita yang
baru di Iran. Di sana telah ada usaha yang sistematis untuk menodai
Islam Iran. Media Barat dengan sengaja memberitakan kabar palsu
tentang kejadian Revolusi Islam yang dipimpin Ayatullah Khomeini,
pendiri dan pemimpin Republik Islam Iran.
Kampanye
dalam menyerang Iran bukanlah hal baru. Dari awal, kepentingan
pribadi telah membawa kepada kampanye tiada akhir dalam melawan
Revolusi Islam Iran. Tamu pembicara kita malam ini, Syaikh Ahmad
Deedat yang merupakan ulama terkemuka Islam, yang tidak perlu
diperkenalkan lagi, baru saja kembali dari perjalanannya ke Iran,
akan menceritakan kepada kita perjalanan pertamanya ke Iran. Saya
panggilkan Syaikh Ahmad Deedat untuk berbicara kepada kalian. (Tepuk
tangan).
Syaikh
Ahmad Deedat
Aku
berlindung dari godaan setan yang terkutuk. Dengan Nama Allah Maha
Pengasih Maha Penyayang. Al-Quran yang suci menyebutkan: Dan jika
kamu berpaling (dari Islam dan ketaatan kepada Allah), Dia akan
menggantikan kamu dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan
seperti kamu (QS. Muhammad : 38).
Bapak
Pemimpin dan saudara-saudara,
Ketika kita melihat dengan ragu keajaiban dari sebuah negara yang terlahir kembali. Keputusan Allah yang tidak dapat ditawar telah menemukan buktinya dalam kebangkitan dan keruntuhan sebuah bangsa yang disebutkan dalam ayat yang saya baca kepada Anda dari surah Muhammad. Bagian akhir dari ayat tersebut mengingatkan kita dan memperingatkan kita bahwa jika kalian berbalik dari kewajiban dan tanggung jawab, maka Dia akan menggantikan kalian dengan kaum/bangsa yang lain.
Ketika kita melihat dengan ragu keajaiban dari sebuah negara yang terlahir kembali. Keputusan Allah yang tidak dapat ditawar telah menemukan buktinya dalam kebangkitan dan keruntuhan sebuah bangsa yang disebutkan dalam ayat yang saya baca kepada Anda dari surah Muhammad. Bagian akhir dari ayat tersebut mengingatkan kita dan memperingatkan kita bahwa jika kalian berbalik dari kewajiban dan tanggung jawab, maka Dia akan menggantikan kalian dengan kaum/bangsa yang lain.
Pribahasa
Urdu menggunakan kalimat indah ini ketika menggambarkan beberapa
musibah yang terjadi di sebuah komunitas ketika berbicara tentang
sebuah negara yang dapat menggantikan mereka. Sebenarnya ini adalah
bahasa Quran. Dan ini benar-benar terjadi melalui sejarah yang
berulang. Pertama Allah SWT memilih Yahudi Bani Israil sebagaimana
yang Ia katakan dalam Quran Suci: Wahai Bani Israil, ingatlah
nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu dan Aku telah melebihkan
kamu dari semua umat yang lain di alam ini (QS. Al-Baqarah :
47).
Dengan
kemuliaan itu seharusnya mereka menjadi pembawa obor pengetahuan
Tuhan untuk dunia. Ini merupakan kehormatan, ini merupakan hak
istimewa dan ini merupakan yang pertama bagi kaum Yahudi. Tapi karena
mereka tidak mematuhi kewajiban, seorang Yahudi di antara Yahudi
pengikut Nabi Isa AS sebagaimana direkam di kitab Kristiani
mengatakan kepada mereka: “Sebab itu, Aku berkata kepadamu,
bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan
kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.”
(Bibel, Mattius 21: 43). Dan bangsa itu, yang akan bangkit adalah
umat Islam. Hal itu diambil dari bangsa Yahudi dan diberikan kepada
umat Islam.
Umat
Islam kemudian, di antara mereka yang pertamanya adalah bangsa Arab,
yang diberikan oleh Allah hak istimewa sebagai pembawa obor cahaya
dan pengetahuan untuk dunia, namun karena mereka bersantai dan gagal
membawa hasil, Allah mengganti mereka dengan bangsa lain. Dalam
sejarah, kita mengingat orang Turki dan Mongol menghancurkan kerajaan
Islam dan ketika mereka menerima Islam, mereka menjadi pembawa obor
cahaya dan pengetahuan bagi dunia.
Sebagaimana
Iqbal menggambarkan situasi ini dengan indah, “Wahai kalian orang
Muslim, kalian tidak akan binasa jika Iran atau Arab binasa, bahwa
kekuatan anggur tidak bergantung kemurnian botolnya. Botolnya adalah
bangsa kita. Batasan kita dan kekuatan Islam tidak bergantung pada
batasan geografi atau bangsa.” Inilah yang Allah kehendaki lagi,
Dia memilih Yahudi lalu memilih Arab dan ketika mereka menjadi lemah,
Dia memilih Turki dan ketika mereka menjadi lemah bangsa lain… dan
seterusnya merupakan proses berlanjut.
Jika
kalian tidak mengerjakan kewajiban, Allah SWT akan memilih bangsa
lain yang ingin. Di dunia saat ini ada ratusan juta lebih umat
Muslim. Miliaran kalau kita ingin bangga! 90 persen dari satu miliar
merupakan Sunni. Kita telah berhenti memberikan kebaikan maka Allah
memilih sebuah bangsa yang kita anggap remeh. Bangsa Iran! Orang
Syiah! Sejarah buruk menimpa saudara seiman kita di Iran di mana Shah
menjadi raja… dan nama dia kebetulan saja Muhammad. Bayangkan,
orang ini kebetulan bernama Muhammad dan dia bukan orang beriman.
Sulit bagi kita untuk membayangkannya saat ini, tapi sekali saja
pergi ke negara itu, mencari hingga detail dan lihat apa yang sedang
terjadi.
Orang
Iran ini yang terlihat seperti shah (raja) sebenarnya hanyalah orang
asing. Jika Hitler menaklukan bangsa ini dan menyerang mereka, kita
dapat memahami. Jika Russia menaklukan rakyat itu, kita dapat
mengerti. Tapi di sana ada orang Iran, berbahasa Persia, yang namanya
adalah Muhammad. Tapi, lihatlah ke arah mana ia membungkuk. 16 tahun
dia melarang shalat Jumat. 16 tahun! Kita telah menyamakan Iran
dengan Shah dan Shah dengan Iran. Bagi kita mereka adalah istilah
yang sama. Tapi jika Anda melihat lebih jauh, kita tahu bahwa Shah
dan rakyat Iran terpisah. Mereka dalam realitasnya bagaikan orang
asing satu sama lain.
Sekarang
tentang kunjungan dan kesan saya terhadap Iran. Saya mulai dengan
tempat di mana saya merasakan keharuman persaudaraan rakyat Iran
pertama kali terhadap kami. Kebetulan ini terjadi di Roma. Pertama
saya yang merasakan dan kemudian beberapa teman saya merasakannya
pula di bandara udara Roma. Kami sedang menunggu pesawat, dan kami
mendapat sejumlah masalah dengan visa dan salah seorang dari kami
bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah ini. Kemudian dia
menuju kantor Iran Air dan mengatakan masalahnya kepada wanita muda
yang mengenakan pakaian Islam lengkap dan tertutup. Sangat indah
dengan melihatnya… yang saya maksud adalah ketika Anda melihat
orang-orang dengan pakaian seperti itu mereka adalah orang-orang yang
cantik. Jadi di sana ada seorang wanita dan kalian harus melihat
bagaimana dia menangani masalah tersebut. Seseorang datang kepada
kami dan mengatakan, “Tuan, jika Anda ingin melihat muslimah Iran
yang sesungguhnya maka datanglah (ke Iran).” Saya dan beberapa
orang pun pergi dan kami melihatnya. Itu adalah aroma pertama yang
kami rasakan dari masyarakat Iran di Roma.
Ketika
kami mendarat di Iran, kami memilih hotel bintang lima yang dahulu
sebelum Revolusi di kenal sebagai Hotel Hilton tapi sekarang bernama
Hotel Istiqlal. Kemudian kami berkeliling tempat-tempat menarik dan
saya akan menceritakan kepada Anda beberapa hal yang kami lihat dan
saya akan menggambarkan perasaan kami.
Jika
saya mengingat dengan benar, tempat pertama yang kami datangi adalah
pemakaman Behesht Zahra. Behesht berarti “surga” dalam
bahasa Persia dan Zahra adalah gelar dari Fathimah Az-Zahra (AS) yang
merupakan puteri Nabi Muhammad (SAW). Zahra berarti cahaya.
Jadi tempat ini disebut Surga yang Bercahaya.
Sebelum
tiba di Iran, saya pernah membaca tentang pemakaman Behesht Zahra.
Saya ingat ketika Imam Khomeini tiba di Teheran beliau berkunjung ke
pemakaman. Saya berpikir, kenapa dia pergi ke pemakaman? Untuk
berdoa? Ya! Untuk orang yang meninggal? Ya! Ketika Anda memikirkan
pemakaman di sini, Afrika Selatan, Anda berpikir tentang jalan Brook
dan Riverside. Anda tidak bisa membayangkan bahwa pemakaman ini
luasnya berkilo-kilo. Anda tidak bisa membayangkannya. Ini adalah
tanah terbuka di mana satu atau dua juta orang bisa ditampung. Orang
berkumpul di sini karena ini adalah tempat termudah untuk meluapkan
emosi dan beban spiritual karena di sana Anda memiliki syuhada. Ada
70.000 lebih syuhada dalam peristiwa Revolusi dan 100.000 luka-luka.
Masyarakat tidak bersenjata dengan slogan “Allahu
Akbar” sebagai senjata mereka telah menghancurkan
kekuatan militer terbesar di Timur Tengah. Jadi kami pergi ke
pemakaman ini dan terdapat lebih dari satu juta orang di sana.
Laki-laki, perempuan dan anak-anak termasuk kami benar-benar
terinspirasi oleh antusiasme dan perasaan saudara-saudari kami di
sana.
Saat
itu pertengahan musim dingin, dan lelaki perempuan dan anak-anak
duduk di tanah yang dingin selama berjam-jam. Pertengahan musim
dingin di bawah tanpa karpet atau kursi! Sebuah bangsa yang dapat
menahan disiplin itu berjam-jam, dan Anda hanya dapat membayangkan
takdir Allah (SWT) apa yang direncakan bagi mereka. Satu atau dua
hari kemudian dalam program (kunjungan) saya, saya membaca pemakaman
Behesht Zahra, lagi. Pertama kali kami pergi untuk ceramah, kami
melihat kuburan orang-orang membaca puisi kesedihan dan doa dan saya
pikir kunjungan kedua ini akan berlebihan. Tapi kenapa harus pergi
dua kali? Saya telah melihat pemakaman ini. Tapi seluruh teman saya
pergi dan saya pikir kalau semua orang pergi, ini tidak akan baik
bagi saya untuk tetap di hotel bersantai ketika seluruh teman saya
pergi dengan bus menuju pemakaman.
Kemudian
saya pergi dan saya menjadi bahagia. Kedua kalinya saya pergi itu
ketika Kamis sore dan Kamis di Iran seperti Sabtu bagi kami. Puluhan
ribu orang berada di pemakaman. Ini hal biasa. Seperti hari raya Ied.
Puluhan ribu orang di sana, tidak lain kecuali untuk mengisi baterai
spiritual mereka. Ini merupakan hal yang tidak akan terlupakan.
(Kata-kata) “Putraku memberikan hidupnya bagi Islam” atau “Ayahku
memberikan hidupnya untuk Islam” menunjukkan bahwa mereka
memberikan hidup mereka untuk Islam. Dengan cara seperti ini, setiap
Kamis merupakan suntikan spiritual dan pengingat bahwa mereka akan
memberikan hidup mereka untuk Islam.
Terdapat
semua balai kota yang dapat menampung 16.000 orang, dibandingkan
dengan balai kota di Afrika Selatan, yaitu Good Hope Center di
Capetown yang hanya 8.000 orang. Bangunan itu didirkan oleh Shah
untuk menyombongkan “Mitos Aria”-nya. Dia membanggakan tidak
hanya bahwa dia Shahanshah atau raja seluruh raja, tapi juga
bahwa dia sebagai Aryamehr, cahaya orang-orang Aria. Inikah
penyakit orang-orang Aria? Ingat bualan Hitler tentang menjadi Aria
karena orang Jerman adalah orang Aria. Kemudian orang Hindu membual
bahwa mereka orang Aria. Jika masyarakat saya, orang Gujarat, bukan
muslim maka akan membual juga untuk menjadi Aria seperti mereka.
Eks-Shah menyatakan diri sebagai cahaya orang-orang Aria dan
membangun monumen ini sebagai penghormatan. Dia membangun monumen
lainnya dengan menghabiskan jutaan untuk memperingati leluhurnya
Cyrus Agung, seorang penyembah berhala, musyrik dan memboroskan
kekayaan negara untuk kepentingannya.
Tahun
1984 dia berencana mengadakan Olimpiade di Teheren untuk lebih
menyombongkan egonya. Di balai kota ini kami melihat atletik,
gimnastik, dan akrobatik. Sayangnya kami, muslim Afrika Selatan
seperti orang yang berwatak lemah dan membuat kami seperti itu lebih
jauh lagi. Pemuda kita tidak melakukan aktivitas seperti itu. Di sana
dilakukan atletik, gimnastik, akrobatik yang kita tidak lakukan. Hal
seperti itu bukan untuk kami. Yang melakukan jogging, Anda tahu,
anak-anak muda yang ketika saya bertemu mereka saya berjabat tangan
dengan mereka dan mereka seperti orang lemah. Hampir setiap pemuda
yang Anda temui di Iran terlihat seperti atlet. Mereka melakukan olah
raga yang biasa dan hal itu membuat kami senang karena mereka tidak
membicarakan Iran. Mereka tidak bicara tentang Iran “Kami orang
Iran, kami orang Aria” justru mereka berbicara tentang Islam, Islam
dan Islam. Tidak ada satu pun wanita setengah telanjang, tidak ada
satu pun. Jika Shah mempunyai caranya, jika dia masih hidup dan
menjalankan rencananya, akan ada wanita setengah telanjang di sana
yang setiap orang bisa melihat hingga puas.
Di
Iran setiap hal berhubungan dengan Islam untuk memperkuat moral
masyarakat, membangkitkan ribuan pria dan wanita. Kami tergetar, kami
tergetar melihat anak-anak kami, kami merasa seperti mereka anak-anak
kami, saudara saudari kami sendiri, dan kami benar-benar tergetar.
Kami melihat hal itu sebagai hal yang anak-anak kami juga bisa
lakukan. Kemudian kami pergi melewati parade militer dengan berbagai
kelompok lelaki Iran dan tidak ada kekurangan kekuatan di sana. Anda
tahu, beberapa orang ingin pergi dan menolong saudara seiman kita di
Iran. Alhamdulillah di sana tidak ada kekurangan kekuatan; yang
mereka inginkan hanya alat dan senjata. Jika bangsa Iran memiliki
senjata militer seperti yang Israel miliki, seluruh Timur Tengah akan
bebas dari intervensi asing dalam sekejap. Inilah bangsa yang
bisa melakukannya. Semangat ada di sana, semangat jihad ada di sana
pada setiap dan seluruh pria dan wanita di negara itu. Terlihat bahwa
seluruh masyarakat terlibat dalam mempromosikan Islam. Kita berbicara
tentang 20 juta orang yang mampu mewujudkannya. Jika mereka memiliki
senjata dan materi, setiap wanita pria dan anak-anak akan pergi dan
berjihad.
Kemudian
kami mengunjungi tawanan perang Irak. Sebagaimana yang Anda tahu
perang ini dimulai oleh Irak dengan menyerang Iran. Seluruh negara
dalam keadaan kacau. Irak merasa bahwa jika Yahudi dapat melakukannya
ke bangsa Arab dalam waktu 6 hari, maka mereka bisa melakukannya
kepada Iran dalam waktu 3 hari dan seluruh dunia berpikir dalam waktu
satu minggu Iran akan hancur berkeping-keping. Tahukah Anda sudah
berapa lama sekarang ini? Ini sudah setengah tahun dan bahkan lebih.
Pada awalnya perbandingannya 20 : 1 dalam hal pasukan dan material,
namun bangsa Iran membalikan posisi dan menjadikannya 1 : 3 bagi
mereka. Dan mereka mampu memukul balik (Irak). Mereka memiliki
kembali seluruh wilayah mereka dan sebuah bukit yang dinamai Allahu
Akbar.
Sebelum
saya pergi ke Iran, DR. Kalim Siddiqui dari Inggris mengatakan kepada
saya seraya bercanda, “Kalian memiliki separuh peluang untuk
menjadi martir (syahid).” Itu hanyalah gurauan tapi hampir menjadi
kenyataan. Ketika kami sedang keluar kota saat perang terjadi,
terdapat sebuah lapangan penuh dengan tank. Para pemuda kami keluar
dari bus dan mulai menaiki tank serta mengambil gambar untuk
ditunjukkan orang-orang di rumah. Kemudian sebuah tank keluar dari
lapangan untuk latihan uji coba dan tiba-tiba kami mendengar suara
tembakan. Dari kejauhan kami melihat asap di beberapa tempat dan
beberapa pemuda kami lari ketakutan dan berlindung di belakang bus.
Ternyata kami berada dalam serangan dari orang-orang Irak. Di sana
ledakan bom berada di sekeliling kami dan Allah (SWT) menyelematkan
kami. Ingat bahwa Kalim telah mengatakan bahwa ada separuh peluang
kami menjadi syahid, dan itu hampir menjadi peluang penuh. (Tawa dari
penonton)
Kami
mengunjungi mereka yang terluka di perang dan tidak ada satupun yang
mengeluh tentang apa yang terjadi pada mereka. Seorang lelaki telah
diamputasi kakinya, dan tidak ada air mata. Saya tidak pernah
melihat setetes air mata dari siapa pun, dan justru mereka bertanya
apakah ada kemungkinan untuk kembali ke pertempuran. Penyesalan
mereka bukan karena luka mereka tapi mengapa mereka tidak bisa
kembali ke garis depan untuk berjuang dan menjad syahid. Inilah
ambisi dari setiap Muslim di sana.
Ketika
kami mengunjungi tawanan perang, Iran telah menangkap 7.000 tawanan
perang dan mereka terlihat sehat dengan pakaian dan makanan yang
baik. Salah seorang teman saya tertarik untuk mencari tahu apa yang
tawanan Irak rasakan tentang kondisi mereka. Setiap orang yang dia
tanya menjawab bahwa mereka terjaga dengan baik. Lalu saya punya ide.
Beberapa orang ada di sini selama setahun dan yang lainnya
berbulan-bulan, saya ingin tahu ada berapa orang yang melakukan bunuh
diri. Saya tanyakan ke setiap kelompok tawanan perang berapa orang
yang melakukan bunuh diri. Mereka mengatakan tak satu pun. Tidak ada
satu pun tawanan yang melakukan bunuh diri di antara 7800 tawanan
perang. Dan jika kita melihat kepada apa yang disebut peradaban
negara Barat di Afrika Selatan, 46 orang melakukan bunuh diri di
tawanan kami hanya tahun ini. Mereka makan, berpakaian dengan baik
dan memiliki sel sendiri tapi sejauh ini 46 orang melakukan bunuh
diri. Jika orang-orang tidak diperlakukan dengan baik maka beberapa
orang akan mencari jalan keluar termudah, tapi tidak ada seorang pun
yang melakukan bunuh diri di antara 7800 tawanan perang.
Kami
pergi mengunjungi Imam, Ayatullah Ruhullah Musawi Khomeini. Ada
sekitar 40 orang dari kami menunggu Imam dan Imam datang dan berada
sekitar sepuluh meter dari tempat saya. Saya melihat Imam. Dia
menyampaikan ceramah kepada kami sekitar setengah jam, dan tidak ada
apapun kecuali Quran. Orang ini seperti Quran yang terkomputerisasi.
Pengaruh luar biasa yang dia miliki di setiap orang; kharismanya
sungguh menakjubkan. Anda cukup melihat ke arahnya dan air mata
mengalir di pipimu. Anda cukup melihatnya dan Anda akan menangis.
Saya tidak pernah melihat orang tua yang lebih tampan darinya dalam
hidupku; tidak foto, video atau televisi yang dapat menilai orang
ini. Orang tua paling tampan yang pernah saya lihat dalam hidup saya
adalah dia.
Ada
hal yang juga menarik tentang namanya. Pertama dia disebut Imam
Khomeini. Kata “imam” bagi kita merupakan kata yang murah. Ke
mana pun kita pergi ke suatu tempat kita bertanya siapa imam masjid
di sana. Bagi Syiah hanya ada satu Imam di dunia dan itu adalah Dua
Belas Imam. Mereka percaya pada konsep imamah dan imam merupakan
pemimpin spiritual umat. Imam pertama menurut pemikiran ini adalah
Hadhrat Ali (RA). Kemudian Imam Hasan sebagai imam kedua, Imam Husain
ketiga seterusnya hingga imam kedua belas, Imam Muhammad yang hilang
pada umur 5 tahun dan mereka menanti kedatangannya. Mereka
menggunakan istilah “ghaibah” (occultation), sesuatu
seperti tidur-spiritualnya Ashhabul Kahfi. Karena itu beliau
dinantikan untuk kembali dan dia satu-satunya orang di dunia yang
bisa disebut Imam. Kebanyakan ulama mereka disebut mullah, dan
Ayatullah berarti Allamah dan Ayatullah Khomeini disebut Imam tidak
mengurangi rasa hormat tapi mereka tetap menanti Imam sesungguhnya
untuk muncul. Ruhullah merupakan nama yang diberikan ayahnya dan
tahukah Anda artinya? Rûhullâh berarti “kalimat Tuhan”
dan ini merupakan gelar Hadhrat Isa (AS) di dalam Al-Quran. Kemudian
beliau adalah Ayatullah yang merupakan gelar lain dari Hadhrat Isa
(AS) di dalam Al-Quran. Al-Musawi berasal dari keluarga Musa dan dari
kota Khomein yang menjadi nama akhirnya yang menunjukkan asalnya…
(Kerusakan audio pada menit 41:05)
Tapi
mereka masih menanti Mahdi, dan bukan Khomeini. Mereka ingin
menciptakan kestabilan dan membuat persiapan untuk kemunculan Mahdi.
Di dunia Sunni kita juga menunggu kedatangan Mahdi tapi kita ingin
agar dia menciptakan kestabilan bagi kita, menjadikan kita pemilik
dunia dan duduk di atas singgasana. Sampai situ kita hanya bisa
menangani pertengkaran kecil kita. Apapun yang kita lakukan sekarang,
hanya Imam Mahdi yang bisa membersihkan dunia bagi kita. Ini garis
pikir Sunni. Khomeini di satu sisi mengatakan kepada pengikutnya
bahwa kita harus membantu menyiapkan jalan sehingga ketika beliau
(Imam Mahdi) datang segalanya sudah siap baginya untuk bertindak.
Sementara kita, dunia Sunni, menunggu Imam Mahdi untuk bersusah
payah membantu kita melepaskan diri dari kesulitan, sedang orang
Syiah menyiapkan dunia untuk kemunculannya.
Anda
tahu terdapat banyak orang yang bersama kita dari seluruh dunia. Saya
menemukan bermacam-macam orang sakit, sakit mental lebih tepatnya.
Saya bertemu dengan orang alim dari Pakistan dan dia pikir bahwa ada
yang salah dengan saudara Syiah kita. Anda melihat di Iran ketika
seseorang berceramah dan nama Khomeini disebut, orang-orang berhenti
dan mengucapkan shalawat (durood) kepada Nabi (SAW) tiga
kali. Tapi ketika nama Muhammad (SAW) disebutkan mereka mengirim
shalawat satu kali. Tapi orang alim dari Pakistan ini berkata, “Coba
lihat orang-orang ini. Muslim jenis apa mereka itu. Ketika nama
Muhammad (SAW) disebutkan mereka mengirim shalawat kepada Nabi (SAW)
satu kali tapi ketika nama Khomeini disebutkan mereka mengirim
shalawat kepada Khomeini tiga kali.”
Saya
berkata, “Apa yang mereka katakan? Apa yang mereka katakan sehingga
Anda mengatakan ‘shalawat kepada Khomeini’?” Dia mengatakan,
“Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad
(Keselamatan bagi Muhammad dan keluarga Muhammad).” Saya katakan,
“Siapa Muhammad? Khomeini? Siapa yang bilang Khomeini sebagai
Muhammad? Mereka shalawat kepada Muhammad dan Anda bilang kepada
Khomeini?” Anda tahu? Inilah penyakit. Terdapat banyak orang
terdidik (alim) tapi pikiran mereka penuh dengan buruk sangka.
Mereka hanya mencari-cari kesalahan dan mencela.
Hai
orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah
lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap
orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut
kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah,
diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas
(pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Mâidah [5]: 54)
Contoh
lain adalah saudara Syiah ketika mereka shalat, mereka mempunyai
sebuah tanah (turbah) sebagai tempat sujud. Dan dia (alim
Pakistan) berkata, “Lihatlah apa yang mereka lakukan. Ini adalah
syirik. Mereka menyembah lempengan tanah.” Saya berkata mengapa
anda tidak bertanya kepada mereka kenapa mereka menaruh kening mereka
di lempengan tanah dan pelajari alasan logis dibalik semua ini.
Anda
tahu, pengalaman pertama saya tentang hal ini terjadi saat di
Washington D.C. Pelajar Iran di sana mengundang saya untuk memberikan
ceramah di universitas tempat mereka belajar di Amerika. Pada saat
itu, waktu untuk Isya dan kami shalat. Setiap orang diberikan
lempengan tanah. Saya saat itu berpikir hal ini lucu, maka saya taruh
di samping dan saya shalat dengan pelajar Iran. Setelah shalat saya
ingin tahu tentang hal ini dan saya tanya mereka, “Mengapa Anda
membawa potongan tanah di kantong ke mana pun Anda pergi?” Mereka
berkata, “Kami harus sujud di atas bumi/tanah Allah dengan kening
kami menyentuh tanah. Kami mengucapkan subhanna rabial a’la wa
bihamdih tiga kali dengan kening kami menyentuh tanah.”
Jadi
Syiah sesungguhnya ingin menyentuh bumi/tanah dengan kening mereka
dan bukan kepada karpet buatan manusia. Mereka benar-benar ingin
menunjukkan ekspresi berdoa/shalat dengan kening menyentuh bumi/tanah
Allah. Anda lihat mereka tidak menyembah potongan tanah sebagaimana
banyak orang berpikir salah. Ini merupakan sesuatu yang sering kita
orang Sunni jadikan lelucon dan ejekan terhadap Syiah. Dalam
perjalanan pulang saya dari Teheran di seberang gang pesawat, ada dua
orang Syiah yang ketika waktu shalat datang salah seorang dari mereka
mengambil lempengan tanah dari kantongnya dan Allâhu Akbar,
melakukan shalat di tempat duduknya, dan ketika selesai ia memberikan
ini (tanah tersebut—pent.) ke sebelahnya dan dia shalat. Hal ini
terlihat seperti lelucon bagi kami. Ya kan? Di pesawat itu terdapat
banyak kaum Sunni dan di antara mereka itu hanya seorang pemuda yang
melakukan shalat, dan saya katakan kepada Anda bahwa pemuda itu bukan
saya. Tapi kami menertawakan orang yang lain (Syiah—pent.). Dia
duduk di sana dan melakukan hal yang lebih baik dari kami dan kami
menertawakan mereka sambil duduk menghakimi.
Dia
mungkin tidak sesopan atau sebaik kami di Afrika Selatan. Anda tahu
kami muslim di Afrika Selatan sangat sopan dan baik dalam shalat
kami. Orang Arab tidak cocok dengan kami, orang Iran tidak tidak
cocok dengan kami, Amerika, Negro mereka semua tidak cocok dengan
kami. Dengan orang Arab saat Anda membungkuk rukuk, orang di sebelah
Anda mendorong Anda untuk membuat jarak (Tawa dari penonton). Siapa
yang tahu saudara, mungkin ini benar, kita tidah tahu.
Anda
tahu, di antara empat mazhab Sunni; Hanafi, Hanbali, Maliki dan
Syafi’i, terdapat lebih dari dua ratus perbedaan dalam satu shalat.
Tahukah Anda? Dua ratus. Tapi kita menerimanya sebagai hal benar.
Syafi’i mengucapkan amin dengan keras dan kami mengucapkannya
dengan pelan, mereka mengucapkan bismillah dengan keras kami
mengucapkan pelan dan tidak ada masalah. Semasa kecil, ayah saya
mengulang formula terkenal yang dia pelajari dari ayahnya: “Seluruh
mazhab adalah sama-sama benar dan sebuah kebenaran bagi mereka
berdasarkan hadis dan Quran.” Maka kita menerimanya. Ketika hal itu
terjadi pada Syafi’i, Hanbali, Hanafi dan Maliki kita bersikap
toleran tapi ketika hal itu terjadi pada Syiah, Anda lihat hal itu
bukanlah formula yang kita pikirkan waktu kecil, maka keanehan kecil
apapun yang ada antara kita dan mereka, kita tidak bisa bertoleransi
dan menolaknya. Kita mengatakan hal itu karena kita terprogram untuk
meyakini hanya empat (mazhab). Tapi kita menerima keanehan di antara
yang empat.
Saya
katakan kenapa Anda tidak bisa menerima saudara Syiah sebagai mazhab
kelima? Hal yang mengherankan adalah dia (Syiah) mengatakan kepada
Anda bahwa dia ingin bersatu dengan Anda. Dia tidak mengatakan
tentang menjadi Syiah. Dia berteriak “Tidak ada Sunni atau
Syiah, hanya ada satu hal, Islam.” Tapi kita mengatakan kepada
mereka “Tidak, Anda berbeda. Anda Syiah”. Sikap seperti ini
adalah penyakit dari setan yang ingin memecah kita. Bisakah Anda
membayangkan, kita Sunni adalah 90% dari muslim dunia dan 10% adalah
Syiah yang ingin menjadi rekan saudara satu iman tapi yang 90%
ketakutan. Saya tidak mengerti mengapa Anda yang 90% menjadi
ketakutan. Mereka yang seharusnya ketakutan.
Seharusnya
Anda tahu perasaan yang mereka miliki untuk Anda. Saat shalat Jumat
di Iran, terdapat satu juta orang. Anda harus melihat cara mereka
melihat kepada Anda saat Anda berjalan, mereka sadar bahwa Anda orang
asing dan tidak satu dari mereka yang air mata mereka akan mengalir
di pipi mereka. Inilah perasaan yang mereka miliki untuk Anda, tapi
Anda mengatakan tidak, Anda ingin mereka tetap di luar, takut kalau
mereka mengeluarkan Anda (dari mazhab Anda—pent.). Anda hanya bisa
keluar kalau ada hal yang lebih baik dari yang Anda miliki. Saya
tidak tahu, mungkin di antara kalian berpikir saya seorang Syiah,
tapi saya masih di sini bersama kalian.
Apa
semua ketegangan Sunni – Syiah ini? Semuanya adalah politik. Semua
permusuhan yang kita miliki sekarang adalah politik. Jika saudara
Sunni di suatu tempat melakukan hal yang salah Anda mengatakan “Oh,
orang itu tidak Islami, dia kafir”, tapi jika seorang Syiah
melakukan hal yang salah Anda menyalahkan seluruh komunitas Syiah,
seluruh negara bangsa yang berjumlah jutaan, dan mengatakan mereka
semua sampah hanya karena satu orang Syiah berbuat tidak Islami.
Pada saat yang sama, saat kita melihat dengan cara yang berbeda, jika
salah seorang dari saudara Anda melakukan hal serius karena dia ayah
atau paman Anda. Satu kelompok Sunni mengatakan kepada yang lain
“Anda bukan Muslim”, kelompok Sunni lain mengatakan “Anda bukan
Muslim, Anda kafir” lihat hal itu di sekeliling kita, dan kita
bertengkar di antara sesama. Dan beberapa orang dari kita melakukan
hal lucu (konyol).
Saya
bertemu seseorang teman yang mengatakan kepada saya, “Kalau Anda
pergi ke Newcastle, temua tuan fulan dan fulan dan Insya Allah segala
hal akan diatur untukmu.” Lalu saya pergi ke orang itu dan seperti
yang ia katakan kepada saya dia, saya diajak ke rumahnya untuk makan
siang. Ketika saya duduk di meja makan saya melihat di dinding
“burat”. Anda tahu apa itu “burat”? Sejenis
binatang keledai dengan wajah seorang wanita yang bertujuan untuk
memberikan tenaga listrik. Saya katakan kepadanya ini tidak benar.
“Allah (SWT) menciptakan tenaga listrik, Anda tidak bisa
menciptakannya dengan patung keledai berwajah wanita.” “Oh,”
dan dia terlihat kecewa. Tapi dia seorang Sunni, dia saudara dan
tetap saudara saya. Ketegangan Sunni – Syiah adalah pekerjaan
setan untuk memecah belah kita.
Izinkan
saya mengatakan sesuatu tentang Iran. Apa yang saya temukan adalah
segala sesuatu berorientasi pada Islam. Seluruh negara diarahkan
menuju Islam, dan mereka berbicara tidak lain hanya Al-Quran. Saya
belum pernah memiliki pengalaman dengan orang Iran yang menyangkal
saya ketika saya berbicara tentang Quran. Sebaliknya saudara seiman
kita bangsa Arab, semakin sering Anda mengutip Quran maka mereka akan
menyangkal Anda dengan Quran lagi. Mereka bangsa Arab, mereka mengira
lebih tahu banyak tentang Al-Quran dari pada kita, tapi orang Iran
terlihat searah dengan Al-Quran. Segala yang dia lakukan dan pikirkan
adalah tentang Al-Quran.
Anda
ingat Tabas, ketika orang Amerika meminta membebaskan para tawanan.
Negara paling berkuasa dalam bidang kemajuan teknologi di muka bumi,
negara yang dapat mendaratkan manusia di bulan dan mengembalikannya,
negara yang mengatakan kepada Anda pada bagian mana dari bulan mereka
akan mendaratkan dan membawanya kembali, mereka mengirim satelit ke
Mars dan Jupiter. Sebuah negara yang memperingatkan Pakistan tentang
gelombang pasang tragedi dan mereka tidak mengindahkan peringatan
itu. Negara itu tidak bisa mendarat di Iran!
Bayangkan,
mereka pergi ke sana dengan helikopter dan menghancurkan serta
membunuh diri mereka sendiri. Bayangkan! Sebuah negara yang mendarat
di bulan dan kembali lagi tapi tidak bisa mendarat di Iran. Dan
rakyat Iran tidak berada dalam posisi untuk melakukan hal tertentu
kepada mereka. Orang Amerika dapat pergi dan mengakhiri apa yang
mereka inginkan. Saya datang dan melihat kedutaan Amerika dan Anda
mengira itu bangunan yang besar, luas dan tepat berada di tengah
Teheran. Mereka dapat dengan mudah pergi dan membawa keluar
orang-orang mereka, meski mereka kehilangan beberapa orang. Mereka
dapat meraih tujuan mereka. Hal itu sudah direncanakan dengan matang.
Tapi tahukah Anda apa yang terjadi? Kegagalan dan mundurnya pasukan.
Imam Khomeini telah mengatakan apa yang telah terjadi. Dia tidak
mengatakan subhanallâh, tidak mengatakan alhamdulillâh,
dan tahukah Anda apa yang dia katakan? Di mengutip Quran: “Apakah
kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap
tentara gajah?” (QS. Al-Fîl : 1) Itulah kalimat yang keluar
darinya. Saya telah katakan kepada Anda bahwa dia Quran yang
terkomputerisasi.
Anda
tahu mereka namai apa helikopter besar tersebut? Jumbo
helicopters, dan pesawat besar itu dinamai jumbo planes.
Anda tahu arti jumbo dalam bahasa Swahili? Gajah! Itu bahasa
Swahili. Dari situ mereka menamainya. Jadi helikopter itu berukuran
gajah (besar) dan Imam berkata: “Apakah kamu tidak
memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara
gajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?”
(QS. Al-Fîl [105]: 1-2).
Tapi
kita masih ragu, dunia Muslim menjadi sangat skeptis. Kita tidak
percaya Quran lagi. Kalian tidak benar-benar percaya pada Quran, bagi
kebanyakan orang ini semua hanya untuk pertunjukan, untuk perasaan
spiritual yang baik ketika Anda membaca Al-Quran. Tapi petunjuk yang
Allah berikan, tidak ada orang yang terlihat peduli. Semoga Allah
(SWT) menjadikan saudara seiman kita, pembawa obor dan cahaya
petunjuk hari ini bagi dunia Islam. Inilah sebuah bangsa yang
menjalankan tugasnya.
Saat
Anda melihat mereka, kesungguhan ada pada mereka. Sebuah bangsa yang
tidak takut. Saat Anda melihat mereka dengan semangat besar yang
mereka miliki. Mereka tidak takut untuk mengatakan “Marg bar
Amrika” (Kematian bagi Amerika)… Lalu mengatakan “Marg
bar Shuravi” (Kematian bagi Uni Soviet). Bayangkan itu! (Tawa
dari penonton), dan “Kematian bagi Israel”. Bisakah Anda
bayangkan sebuah bangsa melakukan hal itu tanpa takut? Ini bukan
semangat Islam yang ada pada kita, tapi bangsa Iran melakukannya
dengan hati dan pikiran. Mereka tidak mengatakan, “Ini revolusi
Iran” atau “Kami bangsa Iran.” Mereka berbicara tentang Islam,
sebuah Revolusi Islam. Ini bukan Revolusi Iran tapi ini adalah
Revolusi Islam. Inilah revolusi bagi Islam dan sedikit pertanyaan
mengapa bangsa-bangsa di dunia tidak bisa menerima karena Islam yang
tidak ingin mereka terima. Maka saudara saudari sekalian, saya telah
mengambil banyak waktu berharga kalian. Dengan kata-kata ini, saya
persilahkan Anda duduk dan bertanya.