Tubuhnya kurus tinggi dan berjenggot tipis. Beliau termasuk orang yang pertama masuk Islam. Kualitasnya dapat kita ketahui melalui sabda Nabi SAW :"Sesungguhnya setiap ummat mempunyai orang kepercayaan, dan kepercayaan ummat ini adalah Abu Ubaidah bin Jarrah."
Kehidupan beliau tidak jauh berbeda dengan kebanyakan sahabat lainnya, diisi dengan pengorbanan dan perjuangan menegakkan Dien Islam. Hal itu tampak ketika beliau harus hijrah ke Ethiopia pada gelombang kedua demi menyelamatkan aqidahnya. Namun kemudian beliau balik kembali untuk menyeertai perjuangan Rasulullah SAW , mengikuti setiap peperangan sejak perang Badar.
Pada saat perang Uhud, lagi-lagi Abu Ubaidah menunjukkan kualitas keimanannya. Dalam kecamuk perang yang begitu dasyat, ia melihat ayahnya dalam barisan kaum musyrikin. Dan melihat kepongahan ayahnya, tanpa ragu lagi, ia mengayunkan pedangnya untuk menghabisi salah satu gembong Quraisy yang tidak lain adalah ayahnya sendiri.
Masih dalam perang Uhud, ketika pasukan muslimin kocar-kacir dan banyak yang lari meninggalkan pertempuran, justru Abu Ubaidah berlari untuk mendapati Nabinya tanpa takur sedikitpun terhadap banyaknya lawan dan rintangan. Demi didapati pipi Nabinya terluka, yaitu terhujamnya dua rantai besi penutup kepala beliau, segera ia berupaya mencabut rantai tersebut dari pipi Nabi SAW .
Abu Ubaidah mulai mencabut rantai tersebut dengan gigitan giginya. Rantai itupun akhirnya terlepas dari pipi Rasulullah SAW . Namun bersamaan dengan itu pula gigi seri Abu Ubaidah ikut terlepas dari tempatnya. Abu Ubaidah tidak jera. Diulanginya sekali lagi untuk mengigit rantai besi satunya yang masih menancap dipipi Rasulullah SAW hingga terlepas. Dan kali inipun harus juga diikuti dengan lepasnya gigi Abu Ubaidah sehingga dua gigi seri sahabat ini ompong karenanya. Sungguh, satu keberanian dan pengorbanan yang tak terperikan.
Sisi lain dari kehebatan sahabat yang satu ini adalah kezuhudannya. Ketika kekuasaan Islam telah meluas dan kekhalifahan dipimpin Umar r.a, Abu Ubaidah menjadi pemimpin didaerah Syria`. Saat Umar mengadakan kunjungan dan singgah dirumahnya, tak terlihat sesuatupun oleh Umar r.a kecuali pedang, perisai dan pelana tunggangannya. Umarpun lantas berujar,"Wahai sahabatku, mengapa engkau tidak mengambil sesuatu sebagaimana orang lain mengambilnya ?" Beliau menjawab, "Wahai Amirul Mukminin, ini saja sudah cukup menyenangkan."
Lelaki mulia ini wafat ketika terjadi wabah penyakit tho`un di Syam. Selamat atasmu wahai Abu Ubaidah, semoga kami bisa meneladani perilakumu. Wallahu a`lam.
( Adaptasi dari Shifatu Shofwah : I/154 dll )
( Disarikan dari Shifatush Shofwah, Ibnu Jauzi dan Qishhshu An-Nisa Fi Al Qur`an Al-Karim, Jabir Asyyaal )
Oleh :
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
Selasa, 27 Januari 2009
Abu Ubaidah bin Jarrah r.a
Label: Abu Ubaidah
di 19.45 2 komentar
Jumat, 16 Januari 2009
Amal Yang Paling Dicintai Allah
Nabi saw ditanya : “Amal apa yang paling dicintai Allah?, sabda
Rasulullah saw : Shalat pada waktunya. Lalu apa?, sabda beliau saw :
Bakti pada ayah bunda. Lalu apa?, sabda beliau saw Jihad di Jalan Allah”
(Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt, Maha Luhur dan Maha Abadi, Maha
Menjadikan setiap hal – hal yang tidak disukai oleh muslimin – muslimat
sebagai penghapusan dosa dan pengangkatan derajat. Demikian indahnya
Allah, demikian mulianya Allah yang menjadikan musibah yang datang kepada
muslimin adalah pengampunan dosa tanpa istighfar. Orang lain butuh
istighfar dan taubat untuk meminta pengampunan dosa tetapi Allah melihat
hamba-Nya dikenai musibah, dimaafkan kesalahannya. Allah membayar
kesedihan di hati muslimin – muslimat dengan pengampunan dosa dan
dihindarkan dari api neraka. Inilah indahnya Arrahman Arrahim.
Bismillahirrahmanirrahim, Dengan Nama Allah Maha Raja Langit dan Bumi
yang bermula seluruh kejadian alam semesta dari tiada, yang bermula
seluruh kehidupan dari tiada, yang bermula benda – benda bercahaya
diawali oleh Allah, Annuur ( Maha Bercahaya). Arrahman Arrahim. Arrahman
adalah Kasih Sayang Allah untuk seluruh makhluknya, fasiq, dhalim,
shalih, muslim, non muslim, kebagian Rahmatnya Allah. Arrahim adalah
Kasih Sayang Allah khusus untuk mereka yang beriman. Maka kalau kita
menyebut “Bismillahirrahmanirrahim”, ingat kalimat itu mengingatkan satu
Nama Yang Memberi kepada semua makhluk hidup. Demikian Allah menunjukkan
pemberiannya kepada yang beriman dan yang tidak beriman untuk
memperkenalkan Kasih Sayang-Nya kepada mereka yang beriman bahwa Dia
(Allah) Maha Bersabar dan Memaafkan mereka – mereka yang belum beriman
agar mereka jangan berputus asa dari Kasih Sayang-Nya dan kembali pada
pelukan Kasih Sayang Allah. Namun tentunya Kasih Sayang itu bersifat
dunia saja. Kalau Arrahim adalah Kasih Sayang Abadi untuk mukminin dan
mukminat.
“Bismillahirrahmanirrahim”, itu kalimat hadirin, menyimpan seluruh
Kenikmatan dan Anugerah pada semua makhluk. Muslim, non muslim semua
turun kepada semua makhluk yang terjadi kepada mereka dari segenap
kenikmatan berpadu dalam kalimat “Bismillahirrahmanirrahim” mencatat
seluruh Nikmatnya Allah Swt dari kalimat Arrahman Arrahim.
Alhamdulillahi rabbil a’lamin, Segala Puji milik Allah Rabbul Alamin.
Kenapa? Karena Yang Maha Berjasa dan paling berjasa kepada semua makhluk-
Nya. Tidak ada satu makhluk hidup di bumi Allah yang dia tidak mempunyai
hutang jasa kepada Allah, Al Manan. Semuanya hidup tanpa bisa membayar
daripada hutang – hutang kenikmatan yang diberikan oleh Allah. Oleh sebab
itu mereka yang memahami ini akan bercahaya hatinya dengan pujian kepada
Allah. Akan selalu basah bibirnya memuji Allah.
Maaliki yau middin. Raja dihari kebangkitan, maksudnya penguasa agung dan
tunggal disaat semua penguasa tak lagi berkuasa) , Arrahman Arrahim
diulang lagi dalam Surat Al Fatihah (sebelum Maaliki Yaumidiin). Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang itu itu juga tapi bedanya Maha
Melimpahkan Kasih Sayang pada yang mukmin dan bukan yang mukmin. Hanya
pada yang bukan mukmin ini hanya sementara dengan kenikmatan dunia saja.
Yang mukmin diberi juga kenikmatan dunia tetapi di akhirat diberi lagi.
Ini menunjukkan betapa ruginya mereka yang tidak beriman.
Hadirin – hadirat, demikian kalimat demi kalimat Surat Al Fatihah
terlantunkan dan inilah seagung – agung doa. Ketika Allah Swt mengajarkan
kalimat ini kepada kita. Surat Al Fatihah ini, adalah doa untuk seluruh
apa apa dari kenikmatan yang datang kepada kita yang kita inginkan atau
yang belum kita ketahui.
Ihdinashshirathalmustaqim, ayat sebelumnya iyyakana’budu waiyyakanasta’in
(hanya kepada-Mu kami menyembah, hanya kepada-Mu kami mohn pertolongan).
Ihdinashshirathalmustaqim (tunjukkan kami ke jalan yang lurus). Mau apa?
Kita sudah muslim, tunjukkan ke jalan yang lurus harus dibaca setiap
shalat, itu – itu lagi doanya diulang. Inikan sudah jalan yang benar?,
jalan yang mana lagi koq diminta lagi diminta lagi doa ini. Hadirin, jiwa
manusia selalu tergoncang dan terbolak – balik. Maka mereka yang membaca
doa (membaca Surat Al Fatihah) didalam shalat tentunya.
Ihdinashshirathalmustaqim (tunjukkan kami ke jalan yang lurus). Allah
bimbing lagi ia, yang barangkali habis shalat ia akan berbuat dosa, Allah
palingkan agar ia tidak berbuat dosa dan terhindar dari dosa atau
barangkali ia terjebak dalam dosa – dosa besar, Allah tundukkan hatinya
untuk ingin taubat dan istighfar. Ini hadirin, kalimat
“Ihdinashshirathalmustaqim” menjaga kehidupanmu, jika kita baca ini
dengan ikhlas dan dengan kehadiran hati, kau tidak akan bermaksiat sampai
waktu shalat berikutnya. Karena diminta kepada Allah, lantas kita tanya
“apakah Allah memberi?” Allah sudah jawab didalam Shahih Muslim (dalam
hadits Qudsiy) “orang – orang yang mengucap Surat Al Fatihah itu dijawab
oleh Allah Swt”. “Majadanniy abdi, adzdzana alaiyya abdi, hammadaniy
abdi, sampai ke ucapan Ihdinashshirathalmustaqim (hamba Ku memuliakanku),
lalu Allah jawab lagi “hadza li abdi wa lil abdi masa’al”, ini untuk
hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Maka minta dan ucapkan
Surat Al Fatihah itu dengan jiwa.
Hadirin, Allah mengajarkan Surat Al Fatihah itu bukan “ihdini” (beri
petunjuk padaku) namun “ihdina” (beri petunjuk kepada kami), itu kalau
kita hadirkan khusyu’ dalam hati kita dengan makna saat mengucapkan
Ihdinashshirathalmustaqim dalam 1X ucapan doamu, akan banyak orang –
orang yang diberi petunjuk ke jalan kebenaran oleh Allah, karena doa
kita. Ihdinashshirathalmustaqim, Allah sudah katakan “hadza li abdi wa
lil abdi masa’al”, ini untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang ia
minta. Sekali kau mengucapkan “Ihdinashshirathalmustaqim” barangkali ada
10 atau 100 orang yang dicabut oleh Allah keinginannya untuk berbuat
jahat dan bertaubat karena doa kita, tanpa kita mengenal mereka, karena
kita berkata “ihdina”, “beri kami petunjuk”, siapa kami disini ini?
Seluruh umat Nabi Muhammad Saw. Jadi orang yang mengucapkan doa itu, dia
sudah mendoakan seluruh umat Nabi Muhammad Saw dan dia terlibat atas
pahala semua amal baik umat Nabi Muhammad Saw yang lainnya, karena ia
mendoakan mereka, (dan Rasul saw bersabda Barangsiapa yg mendoakan
saudara muslimnya maka malaikat berkata Amin dan untukmu pula sebagaimana
doamu pd saudaramu).
Dahsyatnya kalimat ini jika kau dalami maknanya
“Ihdinashshirathalmustaqim” (tunjukkan kami ke jalan yang benar dan jalan
yang lurus). Maksudnya, jalan Nabiyyuna Muhammad Saw maka kau dapat
pahala semua orang yang berjalan di jalan yang benar. Itu keagungan Surat
Al Fatihah. Lalu Allah tahu kita ini mau jalan yang benar tapi kita mau
jalan yang hidupnya nikmat. Tidak mau kita ditimpa banyak kesulitan, maka
diperjelas lagi “Shirathalladzina an’amta a’laihim” (jalan orang - orang
yang Kau beri kenikmatan atas mereka). Masya Allah, siapa? Mereka ini
mukminin - mukminat yang ditumpahi kenikmatan dari zaman Nabi Adam hingga
saat sekarang sampai akhir zaman. Kita minta kenikmatan yang dilimpahkan
itu “Shirathalladzina an’amta a’laihim”, kenikmatan dalam kesehatannya,
kenikmatan dalam pekerjaan, dalam perdagangannya, dalam rumah tangganya,
dalam sekolah, dalam masyarakat, dalam segala kehidupan dan kematian.
“Shirathalladzina an’amta a’laihim”, orang – orang yang Kau beri
kenikmatan jalan mereka, muqarrabin, shiddiqin, shalihin dan semua jalan
orang – orang yang dilimpahi kenikmatan oleh Allah, tapi bukan jalan
orang yang dimurkai Allah. “Ghairil maghdhubi a’laihim waladhdhollin”.
Ini hadirin – hadirat kalau kita doa hadirkan hati kita pada saat baca Al
Fatihah, kau akan terjaga dari dosa dan terjaga dari segala kejahatan.
Itu kekuatan yang dahsyat Surat Al Fatihah, ada dalam setiap shalat kita.
Oleh sebab itu disabdakan oleh Nabiyyuna Muhammad Saw riwayat Shahih
Bukhari yang tadi kita baca bersama, ditanya kepada Nabi Saw “Ayyul a’mal
ahabbu ilallah?” (amal apa yang paling dicintai Allah?), Rasul saw
menjawab “shalat pada waktunya”, itu hukumnya sunnah muakkadah. Shalat
boleh diawal waktu, ditengah waktu, boleh diakhir waktu dan tetap sah
shalatnya. Tetapi sunnahnya yang terbaik adalah diawal waktu. Ini ada
syarahnya, lihat nanti kita syarahkan. Lantas apa? dikatakan lagi “tsumma
ayyu?” (lalu apa?) lalu “birrul walidain” lalu apa? lalu “jihad
fisabilillah”.
Kita jelaskan yang pertama dahulu, didalam shalat tepat pada waktunya itu
kita harus punya pemahaman, bukan berarti mutlak setiap habis adzan harus
segera shalat qabliyah, dilanjutkan shalat dan shalat, bukan mutlak
begitu. Karena ada riwayat lainnya Shahih Bukhari menjelaskan bahwa
“antum fi shalah maa iltum tantadhiruunaha” (kalian tetap dalam pahala
shalat selama kalian menantikan untuk mendirikan shalat) dan Rasul Saw
dalam beberapa riwayat (bukan dalam satu riwayat) Shahih Bukhari
“mengakhirkan waktu shalat, menunda waktu shalat”. Jamaah sudah menunggu,
Rasul saw ada urusan kesana, urusan kesini, Sahabat menunggu. Itu terjadi
beberapa kali, ketika Rasul saw datang, Sahabat masih menunggu dalam shaf
bahkan dalam salah satu riwayat adalah saat shalat Isya’, Bilal sudah
adzan, Sahabat sudah rapi shafnya, Rasul Saw baru keluar ditengah malam.
Sahabat ada yang tertidur sambil duduk, ada yang tetap berdzikir lantas
Rasul saw berkata “kalian tetap dalam pahala shalat selama menunggu
shalat”. Jadi kalau sudah waktunya adzan, sunnah yang paling bagus sunnah
qabliyah, lalu amalan yang sangat dicintai Allah sebagaimana hadits ini
adalah langsung shalat, jangan kemana mana dulu, ada sms taruh dulu, ada
telefon taruh dulu, aku mau berjumpa dengan Rabbul Alamin, ini penting!
Tidak ada yang lebih penting dari Allah, toh hanya beberapa menit.
Demikian hadirin – hadirat. Tapi jika kesibukkan itu berupa kesibukkan
yang ukhrawi boleh ditunda. Misal zaman sekarang orang kalau taklim habis
shalat maghrib, majelis taklimnya terus baru selesai jam 8. Apa ini
mereka koq tidak mau shalat Isya’ tepat waktu? Ketahuilah Rasul saw juga
mengajari kalau ditundanya itu karena hal – hal yang bersifat ukhrawi
(ibadah), maka penundaannya itu mendapat pahala. Sebagaimana Rasul saw
tadi bersabda “kalian tetap dalam pahala shalat selama duduk menanti
shalat”. Duduk saja menunggu shalat itu sampai waktu shalat dihitung
pahala shalat, jadi kalau majelis taklim misalnya, majelis taklim kita
tentunya setelah shalat Isya’tapi banyak majelis – majelis taklim
sekarang ini diprotes oleh sebagian kelompok orang. “ini sudah waktunya
shalat, masih saja ini ustadznya terus ngajar”, bukan begitu tapi ada
hukumnya. sebagaimana riwayat Shahih Bukhari yang menjelaskan bahwa Rasul
saw menunda waktu shalat dan Al Imam Ibn Hajar didalam Fathul Bari
bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa kalau penundaan itu untuk hal –
hal yang bersifat duniawi maka ia kehilangan pahala shalat pada waktunya
tapi kalau hal – hal yang bersifat ukhrawi dan ibadah maka penundaannya
itu mendapat pahala jika sudah duduk di shaf. Ini penjelasan yang utama.
Al Imam Ibn Hajar dalam mensyarahkan hadits ini, berkata : ini hadits
bukan mutlak, ada hadits – hadits lain yang mengatakan sebaik – baik amal
adalah jihad fisabilillah. Ada hadits lain juga riwayat – riwayat shahih
yang meriwayatkan “afdholul a’mal adalah shadaqah”. (sebaik baik amal
shadaqah) Maka Al Imam Ibn Hajar menjelaskan ini tergantung kondisinya,
jangan tinggalkan shalat pada waktunya. Kejar shalat pada waktunya, itu
pahala besar, amal yang paling dicintai Allah. Tapi ada waktunya lagi
untuk “afdholul a’mal jihad fisabilillah”, (sebaik baik amal adalah Jihad
di jalan Allah) ada waktunya begitu. Kampungnya sudah diserbu oleh orang
– orang non muslim, masjid mau diruntuhkan tadi kita dengar penyampaian
dari Hb soleh Alidrus dari Poso, semua muslimin wajib jihad itu. Bukan
shalat pada waktunya yang kita dahulukan, terjun jihad. Namun maksudnya
bukan meninggalkan shalatnya, shalat tetap fardhu tetapi diakhirkan
waktunya atau dipertengahan waktu, tidak apa – apa. Karena apa? karena
ada hal yang lebih pantas didahulukan pada kondisinya. Demikian hadirin-
hadirat yang dimuliakan Allah.
Diriwayatkan pula didalam Shahih Bukhari, Rasul saw selesai shalat buru –
buru pergi, sahabat sedang dzikir karena memang sunnah dzikir selesai
shalat adalah dzikir. Haditsnya sudah kit baca minggu yang lalu, tertulis
di website, terekam di website dan ada di bulletin.
Hadirin, Rasul saw pergi meninggalkan shaf padahal sunnah dzikir setelah
shalat namun Rasul pergi, Sahabat berkata “koq Rasul buru – buru pergi
dan meninggalkan dzikir..?”. “Ya Rasulullah apa yang membuat engkau
pergi?”, Rasul berkata “aku lupa ada barang barang untuk fuqara masih
belum kusampaikan di rumah”. Itu beliau saw menunda hak fuqara sampai
salam dan beliau meninggalkan dzikirnya untuk menyampaikan kepada fuqara.
Kan dzikir hanya beberapa menit, beliau tidak mau menunda itu demi hak
hak orang miskin. Subhanallah!! Inilah akhlak Nabiyyuna Muhammad Saw.
Hadirin- hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, hadits yang sebagaimana kita baca
tadi “lalu apa?”, lalu “birrul walidain” (bakti kepada orangtua jangan
dilupakan). Banyak keluhan kepada saya “ayah saya itu orang yang fasiq,
dia banyak berbuat dosa maka boleh tidak kalau saya mencaci - maki dan
benci padanya”, “ibu saya itu jahat, tidak mau pakai jilbab, saya juga
tidak suka melihatnya” Subhanallah!! Kita bukan Allah Al Hakim (yang
menghakimi dosa – dosa) ayahbunda kita. Kita ingat, Itu ayahbunda kita,
saat kita lahir.
Diriwayatkan dalam satu riwayat yang tsigah ada anak datang kepada Rasul
saw mengadu “Ya Rasulullah hartaku ada yang diambil oleh ayahku”,
kasarnya begini, ini orang mengadukan bapaknya mencuri hartanya. Rasul
panggil ayahnya “kau mencuri harta anakmu?” maka orang itu berkata “Ya
Rasulullah 20 tahun yang lalu, aku kelahiran seorang bayi pria. Aku
terdiam dengan airmata dan keringat dingin menanti kelahiran sang bayiku.
Tidak lama kudengar jeritan kelahiran bayiku, dan aku menangis gembira,
tidak ada yang lebih membuatku gembira dari mendengar tangisnya, tangis
bayiku. Seandainya dipilihkan untukku untuk dikuliti dan dilemparkan ke
dalam bara api demi keselamatan bayiku yang lahir itu, akan kuperbuat.
Dia lahir dengan selamat dan aku gembira, aku peluk, aku sambut dia
dengan adzan, ku adzankan di telinga kanannya dan ku iqamahkan di telinga
kirinya, akulah orang yang pertama kali memeluknya dengan gembira. Lapar
dan hausku kutinggalkan demi bayiku, agar kesehatannya dan kemaslahatan
sang bayiku ini, Aku lapar, kudahulukan makanan untuk bayiku, aku ngantuk
kutinggal tidurku demi bayiku. Semua untuknya, semua hajatku kusingkirkan
yang penting anakku bayiku sampai dia tumbuh dewasa. Aku mengajarinya
makan, minum, berjalan, aku mengajarnya berbicara dan semuanya selama 20
tahun untuknya kukorbankan.
Dan sekarang bayi itu, bayiku yang sangat kucintai telah dewasa dan kaya
raya, lalu ia berkata “aku adalah pencuri”. Maka Rasul saw menangis
seraya berkata “harta itu milik ayahmu, wahai anak”. Demikian hadirin,
ini ayah. Dan ibu lebih – lebih lagi dari itu.
Sebagian muncul pertanyaan pada saya di website “Habib, ibu saya itu
tidak mau memakai jilbab, apakah saya mesti berbakti padanya atau
tidak?”. Tentunya pengingkarannya terhadap syari’ah mutaharrah kita
nasehati dengan lemah lembut tapi ingat ibu kita itu terkejang – kejang
menjerit saat kita lahir, ia teriak dengan teriakan yang dahsyat dan
kepedihan yang tidak ada yang melebihinya kecuali sakaratul maut.
Bayangkan wajah ibumu yang sedang menjerit dan sedang dalam keadaan
terkejang – kejang menahan kelahiran kita. Sampai sekarang kita berkata
“aku tidak perlu bakti kepadanya…..??”. Rasul berkata “tsumma birrul
walidain…” (lalu bakti kepada ayahbunda). Hati – hati ayahbunda kita.
Hadirin- hadirat, jika mereka mengingkari syari’ah, nasehati dengan
lembut kalau bisa, kalau tidak cari orang lain (teman mereka, saudara
mereka) agar menasehati mereka.
Yang ketiga “jihad fisabilillah”. Jihad adalah membela agama Allah Swt.
Mereka yang mampu jihad dengan pedang, dengan senjata. Jihad dengan
senjata wajib kalau seandainya dikampung – kampung halamannya ada
serangan non muslim, wajib jihad. Tapi kalau ditempat lain, lihat
keadaannya dulu. Kalau dikampungnya masih butuh orang – orang yang
menegakkan dakwah Islamiyyah, jangan ramai – ramai meninggalkan
kampungnya.
Hadirin – hadirat, kita gembira saudara – saudara kita bahkan ada yang
berangkat ke Palestina. Tapi jangan dilupakan tempatnya sendiri, disini
kita dengar tadi Habib Sholeh di Poso juga butuh muslimin, kalau punya
semangat, kesana berangkat membantu. Saya janji kepada Habib Sholeh, 2 –
3 bulan ini saya akan kunjung kesana Insya Allah.
Hadirin, juga diwilayah kita. Sebelah rumah sudah menyembah selain Allah,
tetangga sana sudah tidak mau sujud lagi, yang sini muncul ikutin ajaran
– ajaran akidah yang sesat. Siapa yang perduli akan ini semua? Kita
memikirkan negeri yang jauh – jauh, saudara – saudara kita di Jakarta ini
ratusan orang murtad setiap tahun dan dalam setahun puluhan tempat
peribadatan non muslim berdiri. Ada yang perduli?
Hadirin- hadirat yang dimuliakan Allah,
Inilah jangan sampai kita tertipu dengan media massa. Media massa
mengabarkan sesuatu maka semua konsentrasi ke berita tsb,. Maka jangan
mengarah ke berita itu semua, ada yang berangkat, ada yang ditempat.
Dalam perang uhud juga begitu, kalau turun semua habis kalah muslimin
nanti. Ada yang tinggal ditempatnya.
Hadirin- hadirat, kita Majelis Rasulullah Saw mendukung penuh saudara –
saudara kita yang berangkat ke Palestina dan mendoakan mereka. Akan
tetapi kita membagi tugas, kita membenahi wilayah kita juga. In saudara –
saudara kita dari Irian Barat sudah ada 30 orang yang taklim bersama kita
dan diantaranya yang kena musibah. Santri KH. Ahmad Baihaqi masih kecil –
kecil, ayahanda mereka dan ibu mereka yang diatas kapal, kapalnya
tenggelam (30 orang wafat). Diantaranya mereka ini, mereka sudah tidak
punya ayahbunda sekarang. Entah karena sabotase atau entah karena memang
kehendak Allah kepada ayahbundanya mati syahid. Saya sendiri berat
mendengar kabar ini membayangkan mereka ini sudah tidak lagi punya
ayahbunda tapi saya yakin mereka nanti akan kembali dan dengan diberi
busyro oleh Allah.
Mana ayahbundanya yang wafat..?, saya ingin jamaah melihatnya…. Maka
beberapa anak irian usia sekitar 4 dan 5 tahun berdiri sesaat..wajah
wajah tanpa dosa dan kaget karena baru dapat kabar bahwa ayah bunda
mereka telah tiada
Semoga Allah memberikan kesabaran kepada mereka, keluarga mereka telah
wafat. Semoga Allah memberikan kesabaran kepada mereka dan pertolongan
kepada mereka. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal Ikram Yadzaththauli
wal In’am.
Silahkan,..saudara – saudara kita nanti yang punya kepedulian, silahkan
Bantu, datang ke tempat mereka taklim di Majelis Taklim Al Karimah,
ditempat KH. Ahmad Baihaqi. Yang bisa menghibur, hibur. Yang bisa bantu,
Bantu. Kita juga punya keluarga muslimin sebangsa kita yang sedang kena
musibah.
Hadirin- hadirat yang dimuliakan Allah,
Bahasan saya yang terakhir adalah tentang zakat profesi yang sering
ditanyakan oleh banyak muslimin. Zakat Profesi itu tidak diakui oleh
seluruh madzhab, tidak ada mengeluarkan zakat tiap bulan. Itu muncul
sekarang ramai dimana – mana diadakan mengeluarkan zakat. Zakat profesi
tidak diakui oleh seluruh madzhab karena riwayat hadits yang dijelaskan
tentang haul dan nishab. Orang kalau punya harta itu wajib mengeluarkan
zakat kalau hartanya yang disimpan dengan 2 syarat: Yang pertama adalah
nishab. Nishab batas wajib zakat, itu adalah harta yang disimpan lebih
dari harga 84 gram emas murni. Saya tidak tahu pastinya harga emas murni
1 gram berapa? Tapi kalau lebih dari 84 gram emas murni harta yang kita
simpan, harta berupa uang maksudnya bukan mobil, rumah namun berupa uang
atau emas atau perak, yang melebih 84 gram sampai 1 tahun baru
dikeluarkan zakatnya 2,5%.
(berikut penjelasan dari forum Tanya jawab di web ini ):
syarat bagi muslim untuk mengeluarkan zakat harta adalah dua,
1. Nishab : Batas jumlah / nilai yg ditentukan syariah,
2. haul : sempurna 1 tahun
jadi anda bekerja dan mendapat gaji itu tak ada zakatnya, boleh anda
bersedekah saja.
perhitungan zakat harta adalah jika anda menyimpan uang, atau emas anda
baru kena zakat jika menyimpan uang itu sampai setahun, dan jumlah yg
anda simpan telah melebih nishab selama setahun, selain itu berupa
barang, rumah, perhiasan zamrud, berlian, mobil dll tidak terkena zakat,
yg terkena zakat adalah uang, emas, atau perak
zakat maal / harta dikeluarkan setahun sekali, mulai terhitung di hari
sejak uang kita melebihi Nishob (batas), dan Nishob zakat maal adalah
seharga emas murni 84 gram, maka bila uang simpanan kita terus meningkat,
misalnya mulai 4 Oktober 2006 uang simpanan kita mulai melebihi harga
emas murni 84 gram, maka sejak tanggal 4 oktober itu terhitunglah kita
sebagai calon wajib zakat, namun belum wajib mengeluarkan zakat karena
menunggu syarat satu lagi, yaitu haul (sempurna satu tahun)
nah.. bila uang kita terus dalam keadaan diatas Nishob sampai 3 oktober
2007 maka wajiblah kita mengeluarkan zakatnya sebesar jumlah seluruh uang
kita yg ada pd tgl 3 oktober 2007 sebesar 2,5%. (bukan uang kita yg pd 4
oktober 2006, atau uang kita bertambah menjadi 100 juta misalnya, lalu
naik dan turun, maka tetap perhitungan zakat adalah saat hari terakhir
ketika genap 1 tahun dikeluarkan 2,5% darinya).
bila uang kita setelah melebihi batas 84 gram, lalu uang kita berkurang
misalnya pd januari 2007 uang kita turun dibawah harga emas 84 gram, maka
sirnalah wajib zakat kita, kita tidak wajib berzakat kecuali bila uang
kita mulai melebihi nishab lagi, saat itu mulai laih terhitung calon
wajib zakat dg hitungan mulai hari tsb, dan itupun bila mencapai 1 tahun
penuh tidak ada pengurangan dari batas nishob, jika uang kita berputar,
keluar masuk rekening misalnya, maka tak terkena zakat, yg terkena adalah
jika tersimpan tak terpakai selama satu tahun).
Orang yang mengatakan bahwa hadits itu dhaif, sungguh mereka itu sedikit
punya kekurangan ilmu, karena hadits ini memang dhoif dari beberapa
riwayat, namun ada juga diriwayatkan oleh Imam Malik (dalam Almuwatta)
dari Nafi’, dari Ibn Umar dari Rasulullah Saw, dan Imam Bukhari
mengatakan sanad ini sanad yang paling shahih dari semua sanad hadits.
Yaitu sanad hadits yg dari Imam Malik, dari Nafi’ dari Ibn Umar.
Ini sanad hadits yang paling shahih hingga Imam Bukhari mengatakan sanad
ini disebut sanad dzahabiyah, (sanad emas). Kenapa? karena sangat shahih.
Jadi kalau ada yang mengatakan hadits ini dhaif, belajar hadits dulu.
Dan seluruh madzhab yaitu Syafi’i, Hambali, Maliki dan Ahmad bin Hambal
kesemuanya mengakui bahwa zakat harta adalah haul dan nishab, bukannya
bulanan. Ketika ditanyakan kepada mereka yang mengatakan itu mereka
berkata “karena muslimin banyak yang murtad, gara gara tidak ada yang
mengeluarkan harta”. Kita menjawab : Ya..jangan dinamakan “zakat” tapi
“shadaqah”, misalnya shadaqah profesi tiap bulan.., silahkan.
Tapi kalau “zakat”, zakat itu syari’ah dan hal yang fardhu, menambah hal
yang fardhu adalah munkar, apapun alasannya. Kalau seandainya banyak
orang orang yang keluar dari islam gara gara orang muslim kurang
bershadaqah lalu diadakan fardhu zakat yang baru. Berarti kalau ada orang
yang banyak maksiat, kita tambah shalat Isya’ menjadi 10 rakaat..??.
tentunya tidak seperti itu. Ini hal yang fardhu tidak boleh ditambah,
beda dengan hal – hal yang bukan fardhu berupa hal yg baik. Kalau hal itu
dikatakan zakat, zakat itu hukumnya fardhu, tidak dikeluarkan /
dibayarkan maka orang itu halal darahnya dibunuh.
Ini hukum fardhu kenapa ditambah?. Shalat fardhu ditambah jadi 6, jadi 7
misalnya, tentunya tidak boleh... Demikian pula zakat, jangan ditambah
lagi dengan “zakat profesi”, kalau disebut “shadaqah profesi” kita
dukung. Tapi kalau “zakat profesi” dikeluarkan tiap bulan itu
bertentangan dengan syari’ah. Demikian hadirin- hadirat yang dimuliakan
Allah.
Dan kita lihat hikmah Ilahiyyah, ini penyampaian saya menutup daripada
perjumpaan kita di malam hari ini. Hikmah Ilahiyyah jangan sering kita
buru – buru menuduh Allah dalam segala hal. Apa ini koq datang lagi
musibah? Sebentar datang akidah Ahmadiyah, lalu datang lagi Lia eden,
lalu datang lagi pelecehan Nabi Saw di Denmark, lalu dihantam lagi dari
Palestina. Ini Allah koq diam saja dengan keadaan muslimin? Lihat justru
keadaan ini menguntungkan muslimin. Semua keadaan itu, semua perbuatan
musuh – musuh Islam yang ingin menghancurkan Islam balik kepada mereka
sendiri. Muncul diangkat di media massa. Nabi baru, mengaku Nabi baru
Ahmadiyah. Semua media, orang – orang yang non muslim berharap supaya
orang – orang islam masuk kesana justru sebaliknya. Justru orang yang
tidak kenal majelis taklim malah buka – buka lagi sejarahnya Rasul, malah
buka lagi Al Quranulkarim. Nih..mereka punya banyak Al Kitab yang baru,
katanya. Kitab suci mereka sendiri. Orang Islam tidak baca itu, mereka
membuka Al Quran. Justru perbuatan mereka itu membuat muslimin bangkit
mengenal Nabinya.
Muncul lagi, pelecehan Nabi Muhammad Saw di Denmark. Mereka katakan Nabi
itu begini, fitnahnya begini begitu. Justru muslimin bukan meninggalkan
Islam, malah semakin bangkit mempelajari sejarah Nabi Muhammad Saw. Allah
balikkan keadaan, panah yang mereka arahkan kepada kita balik kembali
kepada mereka sendiri. Di Denmark ada perpustakaan itu gempar dibicarakan
setelah keadaan itu. Orang – orang non muslim semuanya menyerbu habis
buku – buku tentang pelajaran Islam, dibeli dan dihabiskan oleh orang –
orang non muslim. Mereka mau tahu sebenarnya orang Islam itu seperti apa?
gimana sih? Sebab apa? sebab pelecehan.. bahkan banyak dari mereka yg
masuk islam
Mereka ingin membuat muslim murtad justru sebaliknya muslimin bangkit
mengenal Nabi Muhammad Saw dan yg non muslim banyak yg masuk islam.
Palestina begitu juga maksudnya, ingin menghancurkan muslimin di
Palestina agar Yahudi memiliki wilayahnya. Perbuatan mereka membangkitkan
seluruh dunia untuk membenahi diri mereka. Bukan ramai – ramai ke
Palestina saja, akhirnya kan masing – masing orang. Masjid ramai, majelis
taklim ramai dan terus bangkit dan bangkit. Ini zionis ajarannya kemana –
mana, bukan hanya di Palestina tapi dinegeri kita, budaya kita, sosial,
ekonomi dikuasai mereka. Bangkit gara – gara perbuatan mereka. Ini Allah
Swt balikkan keadaan kepada mereka sendiri.
Hadirin- hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikianlah pertolongan dari Allah Swt dan jangan lupa mereka – mereka
yang kena musibah itu didalam kemuliaan dan pengampunan Allah dan mereka
yang wafat itu didalam syahid. Dan kita mendoakan semua perjuangan
daripada saudara – saudara kita muslimin khususnya di wilayah kita, di
Poso, di Irian dan di bumi Jakarta ini juga dan di Palestina dan di
Kashmir dan lainnya. Ini semua menandakan dekatnya kebangkitan muslimin –
muslimat di muka bumi. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal Ikram Ya
Dzaththauli wal In’am.
Hadirin ada 1 hal yang ingin saya sampaikan, fitnah yang muncul dari satu
orang saudara kita muslimin, angkat suara di mimbar mengatakan “Saya ini
Munzir Ghulam Ahmad” karena tidak ikut demo menentang Ahmadiyah. Ini
sudah tersebar kabarnya, saya mohon dan saya instruksikan kepada seluruh
jamaah jangan mengambil tindakan anarkis. Saya sudah maafkan itu,
walaupun itu sebuah fitnah yang demikian keji nama saya disejajarkan
dengan pemimpin murtad di muka bumi ini dg sebutan “Munzir Ghulam Ahmad”.
Tapi tentunya itu kecil bagi saya, karena Rasul saw difitnah lebih besar
dari itu. Jangan ada yang mengambil tindakan anarkis dan saya sudah
memaafkannya tanpa perlu meminta fulan untuk datang minta maaf, kita
sudah lupakan.
Kita semua bersatu didalam Islam. Antara Majelis Rasulullah Saw dan Front
Pembela Islam (FPI) bersatu dan berkeluarga dan saling dukung. Mereka
dukung bergerak membenahi Islam dengan ketegasan dan kita dengan
kedamaian dan kita semua satu dalam umat Sayyidina Muhammad Saw. Demikian
juga dengan seluruh yang lainnya, jangan mau terprovokasi. Ada orang –
orang yang terprovokasi mau memecah belah muslimin. Oleh sebab itu jangan
terprovokasi.
Demikian hadirin- hadirat kita bermunajat, agar Allah Swt menjauhkan
musibah dari muslimin dan menghancur leburkan musuh – musuh Islam,
memecah belah daripada persatuan mereka. Rabbiy pecah belahkan persatuan
musuh – musuh muslimin, gentarkan jiwa – jiwa musuh – musuh muslimin, Ya
Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal Ikram Ya Dzaththauli wal In’am
bangkitkan semangat muslimin muslimat di bumi Jakarta dan sekitarnya dan
di seluruh wilayah di Poso, di Irian Barat, di Palestina dan di seluruh
Barat dan Timur. Ya Rahman Ya Rahim tenangkan bumi kami dari segala
musibah, jangan Kau jadikan musim hujan yang datang membawa musibah,
jadikan musim hujan yang datang membawa Rahmat. Jangan datangkanmusim
kemarau yang membawa musibah, namun datangkan musim kemarau yang membawa
Rahmat. Ya Rahman Ya Rahim jadikanmatahari esok terbit dengan kebahagiaan
bagi kami dan bagi seluruh muslimin muslimat, ampuni dosa kami dan dosa
ayahbunda kami. Mereka yang masih hidup limpahi keberkahan dalam
hidupnya, mereka yang telah wafat muliakan arwah mereka bersama
muqarrabin, bersama para shiddiqin.
Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal Ikram kita berdoa juga untuk
perjuangan Al Habib Sholeh Alaydrus di Poso, KH. Ahmad Baihaqi di Irian
Jaya dan seluruh para da’i kita yang berjuang di bumi Jakarta dan seluruh
wilayah muslimin. Semoga diberi pertolongan dari Allah Swt, dihindarkan
dari segala fitnah. Ya Rahman Ya Rahim inilah doa dan munajat, Wahai Yang
Maha Menumpahkan Rahmat sepanjang waktu dan zaman, Wahai Yang Maha
Menerangi jiwa dengan ketenangan, Wahai Yang Maha membangkitkan sifat
luhur dan menumbangkan segala keinginan berdosa. Ya Rahman Ya Rahim kami
berdoa untuk muslimin muslimat, juga saudara – sadara kami yang terjebak
dalam narkotika, yang terjebak dalam perzinahan, yang terjebak dalam
perjudian, yang terjebak dalam dalam akidah – akidah yang sesat. Rabbiy
hujani mereka dengan hidayah, undang mereka kepada kebenaran dan sujud.
Ya Dzaljalali wal Ikram dan diantara kami diantara hadirin barangkali
masih ada yang belum menajlankan shalat 5 waktu, jadikan malam ini malam
taubat mereka dan tiada pernah meninggalkan shalat 5 waktu selama –
lamanya hingga kami menghadap-Mu Rabbiy. Jika diantara kami ada yang
masih terjebak didalam perzinahan, jadikan malam ini malam taubat mereka
dan jaga mereka dari segala kemunkaran, dari perjudian, mabuk – mabukkan,
dan dari segala hal – hal yang munkar. Rabbiy kami titipkan usia kami
kepada gerbang Kasih Sayang-Mu.
Ya Rahman Ya Rahim Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah
Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah
Label: Amal
di 08.50 0 komentar
Rabu, 14 Januari 2009
Khadijah Binti Khuwailid
Dari: "Tokoh-tokoh Wanita di Sekitar Rasulullah SAW" karangan Muhammad Ibrahim Saliim. Diketik oleh: Hanies Ambarsari.
Tatkala Nabi SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum lelaki Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita. Kedua wanita itu berdiri di belakang da'wah Islamiah, mendukung dan bekerja keras mengabdi kepada pemimpinnya, Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwailid dan Fatimah binti Asad. Oleh karena itu Khadijah berhak menjadi wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu, dia adalah Ummul Mu'minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang baik bagi mereka yang mengikuti teladannya.
Khadijah menyiapkan sebuah rumah yang nyaman bagi Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan membantunya ketika merenung di Gua Hira'. Khadijah adalah wanita pertama yang beriman kepadanya ketika Nabi SAW berdoa (memohon) kepada Tuhannya. Khadijah adalah sebaik-baik wanita yang menolongnya dengan jiwa, harta dan keluarga. Peri hidupnya harum, kehidupannya penuh dengan kebajikan dan jiwanya sarat dengan kebaikan.
Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa."
Kenapa kita bersusah payah mencari teladan di sana-sini, pada- hal di hadapan kita ada "wanita terbaik di dunia," Khadijah binti Khu- wailid, Ummul Mu'minin yang setia dan taat, yang bergaul secara baik dengan suami dan membantunya di waktu berkhalwat sebelum diangkat men- jadi Nabi dan meneguhkan serta membenarkannya.
Khadijah mendahului semua orang dalam beriman kepada risalahnya, dan membantu beliau serta kaum Muslimin dengan jiwa, harta dan keluarga. Maka Allah SWT membalas jasanya terhadap agama dan Nabi-Nya dengan se- baik-baik balasan dan memberinya kesenangan dan kenikmatan di dalam is- tananya, sebagaimana yang diceritakan Nabi SAW, kepadanya pada masa hi- dupnya.
Ketika Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia berkata :"Wahai, Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan." [HR. Bukhari dalam "Fadhaail Ashhaabin Nabi SAW. Imam Adz-Dzahabi berkata :"Keshahihannya telah disepakati."]
Bukankah istana ini lebih baik daripada istana-istana di dunia, hai, orang-orang yang terpedaya oleh dunia ?
Sayidah Khadijah r.a. adalah wanita pertama yang bergabung dengan rombongan orang Mu'min yang orang pertama yang beriman kepada Allah di bumi sesudah Nabi SAW. Khadijah r.a. membawa panji bersama Rasulullah SAW sejak saat pertama, berjihad dan bekerja keras. Dia habiskan kekayaannya dan memusuhi kaumnya. Dia berdiri di belakang suami dan Nabinya hingga nafas terakhir, dan patut menjadi teladan tertinggi bagi para wanita.
Betapa tidak, karena Khadijah r.a. adalah pendukung Nabi SAW sejak awal kenabian. Ar-Ruuhul Amiin telah turun kepadanya pertama kali di sebuah gua di dalam gunung, lalu menyuruhnya membaca ayat- ayat Kitab yang mulia, sesuai yang dikehendaki Allah SWT. Kemudian dia menampakkan diri di jalannya, antara langit dan bumi. Dia tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sehingga Nabi SAW melihatnya, lalu dia berhenti, tidak maju dan tidak mundur. Semua itu terjadi ketika Nabi SAW berada di antara jalan-jalan gunung dalam keadaan kesepian, tiada penghibur, teman, pembantu maupun penolong.
Nabi SAW tetap dalam sikap yang demikian itu hingga malaikat meninggalkannya. Kemudian, beliau pergi kepada Khadijah dalam keadaan takut akibat yang didengar dan dilihatnya. Ketika melihatnya, Khadijah berkata :"Dari mana engkau, wahai, Abal Qasim ? Demi Allah, aku telah mengirim beberapa utusan untuk mencarimu hingga mereka tiba di Mekkah, kemudian kembali kepadaku." Maka Rasulullah SAW menceritakan kisahnya kepada Khadijah r.a.
Khadijah r.a. berkata :"Gembiralah dan teguhlah, wahai, putera pamanku. Demi Allah yang menguasai nyawaku, sungguh aku berharap engkau menjadi Nabi umat ini." Nabi SAW tidak mendapatkan darinya, kecuali pe neguhan bagi hatinya, penggembiraan bagi dirinya dan dukungan bagi urusannya. Nabi SAW tidak pernah mendapatkan darinya sesuatu yang menyedihkan, baik berupa penolakan, pendustaan, ejekan terhadapnya atau penghindaran darinya. Akan tetapi Khadijah melapangkan dadanya, melenyapkan kesedihan, mendinginkan hati dan meringankan urusannya. Demikian hendaknya wanita ideal.
Itulah dia, Khadijah r.a., yang Allah SWT telah mengirim salam kepadanya. Maka turunlah Jibril A.S. menyampaikan salam itu kepada Rasul SAW seraya berkata kepadanya :"Sampaikan kepada Khadijah salam dari Tuhannya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda :"Wahai Khadijah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu dari Tuhanmu." Maka Khadijah r.a. menjawab :"Allah yang menurunkan salam (kesejahteraan), dari-Nya berasal salam (kesejahteraan), dan kepada Jibril semoga diberikan salam (kesejahteraan)."
Sesungguhnya ia adalah kedudukan yang tidak diperoleh seorang pun di antara para shahabat yang terdahulu dan pertama masuk Islam serta khulafaur rasyidin. Hal itu disebabkan sikap Khadijah r.a. pada saat pertama lebih agung dan lebih besar daripada semua sikap yang mendukung da'wah itu sesudahnya. Sesungguhnya Khadijah r.a. merupakan nikmat Allah yang besar bagi Rasulullah SAW. Khadijah mendampingi Nabi SAW selama seperempat abad, berbuat baik kepadanya di saat beliau gelisah, menolong- nya di waktu-waktu yang sulit, membantunya dalam menyampaikan risalahnya, ikut serta merasakan penderitaan yang pahit pada saat jihad dan menolong- nya dengan jiwa dan hartanya.
Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika orang- orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan dia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain dia." [HR. Imam Ahmad dalam "Musnad"-nya, 6/118]
Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari Abu Hurairah r.a., dia berkata :"Jibril datang kepada Nabi SAW, lalu berkata :"Wahai, Rasulullah, ini Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan kepadanya salam dari Tuhan-nya dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga, (terbuat) dari mutiara yang tiada suara ribut di dalamnya dan tiada kepayahan." [Shahih Bukhari, Bab Perkawinan Nabi SAW dengan Khadijah dan Keutamaannya, 1/539]
Label: khadijjah
di 19.22 0 komentar
Senin, 05 Januari 2009
Abu Ubaidah bin Jarrah r.a
Kepercayaan ummat
Tubuhnya kurus tinggi dan berjenggot tipis. Beliau termasuk orang yang pertama masuk Islam. Kualitasnya dapat kita ketahui melalui sabda Nabi SAW :"Sesungguhnya setiap ummat mempunyai orang kepercayaan, dan kepercayaan ummat ini adalah Abu Ubaidah bin Jarrah."
Kehidupan beliau tidak jauh berbeda dengan kebanyakan sahabat lainnya, diisi dengan pengorbanan dan perjuangan menegakkan Dien Islam. Hal itu tampak ketika beliau harus hijrah ke Ethiopia pada gelombang kedua demi menyelamatkan aqidahnya. Namun kemudian beliau balik kembali untuk menyeertai perjuangan Rasulullah SAW , mengikuti setiap peperangan sejak perang Badar.
Pada saat perang Uhud, lagi-lagi Abu Ubaidah menunjukkan kualitas keimanannya. Dalam kecamuk perang yang begitu dasyat, ia melihat ayahnya dalam barisan kaum musyrikin. Dan melihat kepongahan ayahnya, tanpa ragu lagi, ia mengayunkan pedangnya untuk menghabisi salah satu gembong Quraisy yang tidak lain adalah ayahnya sendiri.
Masih dalam perang Uhud, ketika pasukan muslimin kocar-kacir dan banyak yang lari meninggalkan pertempuran, justru Abu Ubaidah berlari untuk mendapati Nabinya tanpa takur sedikitpun terhadap banyaknya lawan dan rintangan. Demi didapati pipi Nabinya terluka, yaitu terhujamnya dua rantai besi penutup kepala beliau, segera ia berupaya mencabut rantai tersebut dari pipi Nabi SAW .
Abu Ubaidah mulai mencabut rantai tersebut dengan gigitan giginya. Rantai itupun akhirnya terlepas dari pipi Rasulullah SAW . Namun bersamaan dengan itu pula gigi seri Abu Ubaidah ikut terlepas dari tempatnya. Abu Ubaidah tidak jera. Diulanginya sekali lagi untuk mengigit rantai besi satunya yang masih menancap dipipi Rasulullah SAW hingga terlepas. Dan kali inipun harus juga diikuti dengan lepasnya gigi Abu Ubaidah sehingga dua gigi seri sahabat ini ompong karenanya. Sungguh, satu keberanian dan pengorbanan yang tak terperikan.
Sisi lain dari kehebatan sahabat yang satu ini adalah kezuhudannya. Ketika kekuasaan Islam telah meluas dan kekhalifahan dipimpin Umar r.a, Abu Ubaidah menjadi pemimpin didaerah Syria`. Saat Umar mengadakan kunjungan dan singgah dirumahnya, tak terlihat sesuatupun oleh Umar r.a kecuali pedang, perisai dan pelana tunggangannya. Umarpun lantas berujar,"Wahai sahabatku, mengapa engkau tidak mengambil sesuatu sebagaimana orang lain mengambilnya ?" Beliau menjawab, "Wahai Amirul Mukminin, ini saja sudah cukup menyenangkan."
Lelaki mulia ini wafat ketika terjadi wabah penyakit tho`un di Syam. Selamat atasmu wahai Abu Ubaidah, semoga kami bisa meneladani perilakumu. Wallahu a`lam.
( Adaptasi dari Shifatu Shofwah : I/154 dll )
( Disarikan dari Shifatush Shofwah, Ibnu Jauzi dan Qishhshu An-Nisa Fi Al Qur`an Al-Karim, Jabir Asyyaal )
Oleh :
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
di 14.52 0 komentar
Ummu Salamah r.a
Lembaran sejarah hijrah Ummat Islam ke Madinah, barangkali tidak bisa melupakan torehan tinta seorang ibu dengan putrinya yang masih balita.
Keduanya, hanya dengan mengendarai unta dan tidak ada seorang lelakipun yang menemaninya, meski kemudian ditengah jalan ada orang yang iba dan kemudian mengantarnya, berani menembus kegelapan malam, melewati teriknya siang dan melawan ganasnya padang sahara, mengarungi perjalanan yang amat panjang dan melelahkan, kurang lebih 400 km. Dialah Salamah dan ibunya, Hindun bin Abi Umayyah atau sejarah lebih sering menyebutnya dengan Ummu Salamah.
Ummu Salamah adalah putri dari pemuka kaum kaya dibani Mughirah, Abi Umayyah. Parasnya jelita dan ia adalah seorang yang cerdas. Setelah menginjak usia remaja ia dinikahkan dengan Abdullah bin Abdul Asad Al-Makhzumi. Lalu keduanya berkat hidayah Allah SWT menyatakan keislamannya.
Ketika kaum Muslimin berhijrah keMadinah, keduanya ikut pula didalamnya, meski tidak dalam waktu yang bersamaan. Abdullah (Abu Salamah) berangkat terlebih dahulu, setelah itu Ummu Salamah menyusul seorang diri dengan anaknya. Lalu mulailah mereka berdua menjalani kehidupannya bersama anak-anaknya dikota Madinah tercinta.
Tapi tak lama kemudian Abu Salamah akibat luka yang dideritanya semenjak perang Uhud meninggal dunia. Akhirnya Ummu Salamahpun seorang diri mengasuh dan mendidik anak-anaknya.Kemudian datanglah Abu Bakar r.a untuk melamarnya, juga Umar bin Khattab r.a. Namun dengan lemah lembut kedua lamaran tersebut ia kembalikan.
Setelah itu datang pula utusan Rasulullah SAW untuk meminangnya. Ummu Salamahpun menolaknya dengan berbagai pertimbangan. Namun setelah mendapat penjelasan dari Rasulullah SAW akhirnya ia menerima lamaran tersebut.
Diantara para istri Rasulullah SAW, Ummu Salamah adalah istri yang tertua. Dan untuk menghormatinya, Rasulullah SAW sebagaimana kebiasaannya sehabis sholat Ashar, beliau mengunjungi istri-istrinya maka beliau memulainya dengan Ummu Salamah r.a dan mengakhirinya dengan Aisyah r.a
Ummu Salamah wafat pada usia 84 th, bulan Dzul-Qo`dah,tahun 59 Hijrah atau 62 Hijrah dan dikebumikan diBaqi`. Wallahu a`lam bish-Showab.
( Diolah dari Shifatus Shofwah, Ibnu Jauzi;Min `Alamin Nisa;M.Quthb,dll)
Oleh :
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
di 14.46 0 komentar