Beberapa waktu lalu, saya menjumpai berbagai macam tuduhan dan cemoohan terhadap Muhammad dan juga terhadap ajaran yang dibawanya, Islam. Hal tersebut terutama di beberapa situs web anti Islam yang mengkhususkan diri dalam kegiatan seperti itu.
Namun demikian, kualitas cacian mereka yang amatiran itu membuat saya ragu apakah mereka itu memang benar-benar mencaci atau cuman membual saja.
Hal ini terlihat dari kosa kata kotor mereka yang terbatas, pas-pasan, dan hanya muter-muter di topik yang itu-itu saja, basi.
Inilah mungkin juga yang menyebabkan mereka tidak masuk rekor MURI untuk kategori kreativitas dalam memberikan cacian. Cacian mereka tak bermutu, dan aktivitas mereka itu sebenarnya tidak jauh berbeda dengan katak yang bernyanyi dalam tempurung.
Artikel ini akan mengusut setuntas mungkin perihal tuduhan kosong yang paling sering mereka lontarkan selama ini.
Kualitas mereka sebagai pencaci masih diragukan…
Mereka memiliki literatur “cacian” yang mumet dan tak terorganisir. Mereka memberikan cemoohan terhadap beberapa hadits shahih secara tak berurutan. Dengan kata lain, analisa asal-asalan yang mereka tujukan terhadap hadits, seringkali melompati antar bab (topik). Mereka pilih-pilih hadits.
Kita kan tahu bahwa hadits shahih Bukhari-Muslim ada ribuan hadits. Mengapa mereka tidak menganalisa semuanya satu persatu lalu menyusun hasil analisa tersebut secara alfabet atau numerik? Bukankah mereka itu ahli hadits?
Atau mungkin mereka capek mengetik dengan kemampuan mengetik mereka yang hanya berkisar 40-60 kata/menit itu? Seharusnya mereka belajar meningkatkan kecepatan ketikan tangan mereka ke angka 1000 kata/detik. Kalau perlu pakai 20 jari (+jari kaki). Mereka kalah cepat dengan Imam Bukhari dan Muslim dalam hal menulis artikel.
Begitu juga dalam mengkaji tafsir ayat al-Qur’an. Mereka tidak menafsirkan semuanya yang berjumlah 114 surat itu. Seharusnya mereka mengkaji semuanya lalu menyusun hasil kajian mereka secara terorganisir dan dipajang di situs mereka sebagai bahan cacian utama. Mengapa mereka tak melakukan hal itu? Mereka sepertinya pilih-pilih ayat. Dan lagi-lagi mereka tidak sebaik para ahli tafsir al-Qur’an yang begitu tekun dan teliti dalam mengkaji al-Qur’an.
Kemudian,
Mereka juga terlihat sangat amatir (tidak profesional) dalam melontarkan cacian. Untuk menjadi seorang pencaci yang diakui mereka seharusnya mau mencontoh tokoh senior mereka, yakni Abu Jahal, Bapak Kebodohan. Mereka sepantasnya bercermin kepada Abu Jahal yang notabene merupakan tokoh pembenci Muhammad no.1 dalam sejarah Islam. Mengapa? Karena Abu Jahal pernah mencaci-maki Muhammad dengan perkataan secara langsung terhadapnya. Dia juga memusuhi beliau mati-matian dan tak mengenal toleran. Mereka juga perlu mempelajari manuskrip (literatur sejarah) dari Abu Jahal untuk dijadikan perbandingan dalam memberikan cacian yang bermutu kepada Muhammad saw..
Namun demikian, renungkan pula kematian Abu Jahal yang sangat menggelikan itu, karena tidak dibunuh langsung oleh Muhammad, melainkan disebabkan oleh ulah perbuatan dua anak kecil yang hanya menyerang kakinya dan kaki kudanya saat patroli. Latar belakang kematian yang sangat menggelikan.
Dan kalau Anda belum sekeras Abu Jahal dalam mencaci Nabi saw., maka ketahuilah, Anda bukan seorang pencaci, tapi hanya pembual. Kata “pembual” adalah konteks standar untuk seorang pencaci yang isi caciannya tidak pas (meleset jauh ke mukanya sendiri!).
Anda juga bukan pencaci berwibawa. Karena Anda tidak jujur dalam mengungkap maksud situs Anda. Halaman situs Anda tidak memajang tulisan yang menyatakan bahwa Anda mencaci Muhammad ataupun Islam. Seharusnya, untuk menjadi seorang pencaci yang diakui, Anda harus terlihat sangat jelas dalam mencaci, yakni dengan memajangkan slogan di halaman website Anda yang menunjukkan bahwa Anda benar-benar serius dalam mencaci, semisal dengan slogan “Kami Mencaci Muhammad”, “Kami Mencaci Islam” atau slogan lainnya, sehingga para pengunjung situs Anda akan benar-benar tahu bahwa situs Anda memang benar-benar berisi cacian… deh lo!
Kalau Anda, tak melakukan seperti itu. Maka ketahuilah, sekali lagi, Anda bukan pencaci, tapi pembual, yang frekuensi suaranya jauh lebih besar daripada frekuensi aliran data di otaknya.
Dan kenyataannya adalah,
Anda sebenarnya hanya mencaci Muhammad yang merupakan satu-satunya orang buta huruf di dunia ini yang telah menggoreskan banyak tinta emas dalam sejarah. Dan lagi beliau sudah lama terkubur 14 abad yang lalu. Dimana letak otak Anda, mencaci seorang buta huruf yang berwibawa dan telah lama terkubur? Itu hal paling memalukan yang dilakukan oleh kaum intelektual yang ada di zaman modern ini.
Jadi, sebenarnya Anda tidak merasa malu? Atau memang tak punya rasa malu atas tindakan Anda tersebut?
Namun,
Sebenarnya hal ini juga merupakan mukjizat Muhammad pada bab tersendiri yang terlupakan. Bayangkan saja, seorang buta huruf yang terlahir di zaman kebodohan mampu membuat heboh pemikiran-pemikiran orang modern setelah 14 abad kematiannya. Sangat menakjubkan! Dengan kata lain, Orang-orang intelektual bergelar Prof., Ir., Dr, M.Sc., Lc., dan title-title “cool” lainnya yang terlahir di abad 20 telah dibuat kesal hanya oleh 1 orang buta huruf yang terlahir di abad ke-6. Apa Anda masih mau menyangkal mukjizatnya yang sangat nyata ini? Dan lagi, pengaruh Muhammad yang besar itu, bukan hanya ketika ia masih hidup, tapi ketika ia sudah meninggal pun masih berpengaruh, bahkan pengaruhnya bukan hanya pada orang Islam, tapi bagi orang non-Islam lainnya. Bagaimana jika beliau masih hidup, pasti tubuh Anda akan mencair dibuatnya.
Jadi, semakin Anda mencaci Muhammad, semakin besar pula Kehebohan yang Anda perbuat, dan tentu saja, semakin besar pula mukjizat beliau (dalam menggelisahkan pikiran Anda karena kesal dan berkeras kepala), dan tentu saja, semakin besar kebodohan Anda –karena mencaci orang yang tak mungkin meluangkan waktunya untuk mendengarkan ocehan Anda.
Muhammad itu pedofil dan Mania sex?
Ini lagi yang teramat aneh. Mereka mencaci seorang arab buta huruf yang telah dimuliakan, yang telah menundukkan jazirah arab, yang telah memporak-porandakan kekaisaran Romawi, dan telah membentuk empirium (daerah kekuasaan) terbesar dalam sejarah kehidupan manusia, yakni membentang mulai dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik. (100 tokoh dunia: www.media.isnet.org)
Terus Anda siapa?
Anda belum pernah menundukkan ¼ bagian pulau Madura sekalipun!
Anda juga bukan panglima perang yang tak terkalahkan, bukan ahli pemerintahan, bukan ahli sejarah, meskipun Anda tidak buta huruf. Gelar tertinggi Anda –mungkin- hanya sebatas .LG (Lumayan Goblok ) atau M.Sg (manusia sangat goblok).
Anda keberatan dengan Muhammad karena menikahi seorang gadis berusia 6 tahun secara syah? Apa Anda orang tuanya? Atau Anda hanya sok ngatur saja? Anda tak sepantasnya mengatur orang yang lebih cerdik dan jauh lebih berwibawa dari Anda.
Dan Anda menyebut Muhammad sebagai pedofil hanya karena ia telah menikahi anak perempuan berumur 6th, begitu ‘kan?
Beliau adalah seorang nabi dan tak bertindak secara asal-asalan. Beliau bertindak dengan alasan tersendiri, yakni salah satunya untuk memperkuat hubungan kekeluargaan dengan tokoh bangsa Arab yang terpandang, guna penyebaran Risalahnya. Pernikahan beliau dengan Aisyah juga telah menghasilkan hikmah tersendiri bagi umat Islam, khususnya untuk kaum wanita. Mengapa? Karena Aisyah lah yang paling mengenal Nabi saw. dan ia juga yang paling tahu hukum-hukum Islam perihal masalah wanita karena memperoleh pelajaran langsung dari nabi saw.. Muhammad tak punya saudara perempuan untuk dijadikan sebagai objek pembelajaran Islam tentang wanita. Jika Aisyah tidak dinikahi oleh Muhammad saat itu juga, yakni ketika ia masih anak-anak, maka kepada siapa Muhammad harus mengajarkan masalah hukum-hukum Islam perihal kewanitaan, terutama hal yang paling sensitif? Sementara wanita terbaik dalam hal kecerdasan dan silsilah keturunan pada saat itu adalah keturunan sahabatnya sendiri, Abu Bakar. Sebab itu jika beliau tidak menikahi Aisyah, tapi hanya sebatas mengajarinya saja, maka apa pendapat umat Islam kalau beliau berada sangat dekat kepada Aisyah untuk mengajari ajaran Islam perihal kewanitaan, sementara status mereka berdua bukan suami-isteri? Itu justru akan lebih mengundang gossip dan aneka prasangka buruk terhadap Muhammad.
Tapi Anda menyebut tindakan Muhammad yang sangat bijak tersebut dengan sebutan “pedofil”. Pelit sekali Anda memberikan julukan terhadap seorang yang berwibawa. Dari sini saja sudah terbukti akan kedangkalan pikiran Anda dalam memahami suatu perkara, yang cenderung ceroboh dalam membuat kesimpulan.
Isteri beliau banyak, dan beliau mania sex?
Ini lagi, salah satu bukti kecerobohan Anda dalam membuat kesimpulan. Anda menjuluki beliau “mania sex” karena memiliki isteri yang banyak secara syah? Apa Anda tidak melihat latar belakang isteri-isteri beliau yang rata-rata sudah janda dan berumur lanjut itu, dan terkadang juga miskin dalam hal materi. Beliau menikahi mereka semua dengan alasan yang sangat bijak, salah satunya yakni alasan sosial untuk mempererat hubungan antar suku, dan untuk menghindari perpecahan (permusuhan) dalam kelompok, juga untuk memenuhi kebutuhan ekonomi wanita tersebut. Jika beliau menginginkan wanita terpandang (kaya) lagi cantik dan seksi, itu sama sekali bukan kendala bagi beliau mengingat status beliau yang selalu dimuliakan dan selalu ditaati oleh kaumnya. Beliau sangat bisa sekali untuk mengawini wanita kelas atas. Hal itu bagi beliau, semudah membalikkan telapak tangan. Tapi beliau tidak melakukan demikian, karena beliau ingin memberikan contoh teladan yang baik bagi umatnya, bahwa setiap orang, tak terkecuali janda, harus diperhatikan dengan baik dan dimuliakan. Isteri beliau yang beliau nikahi dalam keadaan gadis hanya satu orang, yakni Aisyah.
Sekarang, tengok diri Anda sendiri,
Hal ini jauh berbeda dengan diri Anda yang ketika mengejar anak gadisnya orang selalu bersusah payah dengan berkorban pulsa mati-matian dan cenderung mengobral janji-janji palsu yang sudah kadaluwarsa. Sesuatu yang hanya mampu dilakukan oleh pecundang.
Dan sekalipun Muhammad memiliki isteri yang banyak, hal itu tidak menurunkan kewibawaan beliau, karena beliau bisa bersikap adil kepada semuanya. Beliau sama sekali tidak seperti sebagian besar raja yang kerajaannya mengalami keruntuhan hanya gara-gara 1 selir wanitanya. Para isteri beliau saw. malah turut serta mewarnai perkembangan kemajuan Islam, agama yang luhur (murni) yang tak menganut sistem dogma (dongo’ amat). Dan isteri-isteri beliau tidak saling bertengkar satu sama lain.
Nah, bagaimana dengan Anda?
Anda mungkin beristrikan 1 orang, tapi –terkadang– tidak bisa bersikap adil. Dan tak menutup kemungkinan Anda masih harus rajin mengoleksi WIL yang tak terhitung jumlahnya. Itu ‘kan yang berwibawa menurut Anda?
Juga,
Sebagian pembesar agama Anda mungkin adalah orang suci, karena tidak menikah, … tapi hanya melibatkan diri dalam kasus pelecehan atau skandal. Itu ‘kan yang menurut Anda lebih terhormat karena tak perlu repot-repot mengurus surat nikah? Amat besar kebodohan kalian karena telah mencaci orang yang paling jujur dan paling baik.
Al-Qur’an Bukan Wahyu?
Ini juga, merupakan hasil kreativitas Anda yang paling menakjubkan dari hasil pemikiran Anda yang terbalik.
Apa yang membuat Anda tidak percaya bahwa al-Qur’an adalah mu’jizat atau wahyu dari Allah?
Apa karena di dalamnya tidak ada stempel tulisan “A S L I”? Atau karena di dalamnya tidak ada stiker hologram untuk menunjukkan keasliannya sebagai wahyu/mukjizat?
Bagaimana sebenarnya cara Anda menganalisa keaslian sesuatu?
Sudah nyata-nyata sekali bahwa al-Qur’an diterima oleh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari teknologi, kedokteran, sejarah, sosial, dan bidang-bidang kehidupan lainnya yang sama sekali tak mengandung pertentangan antar satu dengan lainnya.
Dalam bidang astronomi, banyak hal yang terbukti tentang apa yang dikabarkan oleh al-Qur’an. Sehingga dalam hal ini, apa-apa yang ditemukan dalam bidang ilmu astronomi merupakan sesuatu yang basi, karena 14 abad yang lalu sudah disebutkan dalam al-Qur’an.
Dalam bidang kedokteran, sebagai contoh, mereka sangat terlambat dalam menganalisa manfaat madu, karena al-Qur’an telah mengabarkannya 14 abad yang lalu tentang hal itu.
Dalam bidang sejarah, apakah Anda tahu latar belakang ditemukannya kerangka perahu Nabi Nuh as.? Mereka menemukannya karena berpedoman pada informasi yang tertera dalam al-Qur’an, bukan berpedoman pada al-Kitab Anda yang sudah terkontaminasi itu.
Al-Kitab Anda lah yang sebenarnya banyak mengandung kontradiksi, dan seringkali ditolak oleh bidang ilmu pengetahuan, … dan Anda selalu mengalihkan alasan Anda kepada “Dogma”?!!
Al-Kitab Anda sudah tidak murni lagi, karena telah tercampur dengan perkataan manusia. Mereka telah menjadikan al-Kitab sebagai ajang blog, suatu perbuatan yang sama sekali tak pernah dilakukan oleh Isa as. dan pengikutnya yang setia, khawariyin. Mana mungkin firman Allah bisa direvisi dan digantikan dengan perkataan manusia yang seringkali pikun itu? Mereka itu hanya manusia, yang lidahnya seringkali terpeleset atau memang sengaja dipelesetkan.
Kemudian,
Apakah Anda juga ingin tahu tentang mukjizat al-Qur’an yang lain?
Al-Qur’an (yang tertulis) telah berumur 14 abad lebih, semenjak itu keasliannya terjaga. Namun, ada juga orang yang begitu kreatif ingin membuat tiruannya, tapi mereka sangat terlambat. Mereka membuat tiruan al-Qur’an beberapa tahun terakhir ini. Mengapa mereka begitu terlambat, padahal al-Qur’an sendiri telah menantang Jin dan Manusia untuk membuat surat/ayat seumpama al-Qur’an semenjak 14 abad yang lalu? Dan seperti biasa, lagi-lagi mereka gagal, karena al-Qur’an palsu tersebut tidak laku. Lain kali, kasih stiker hologram pada al-Qur’an palsu itu agar lebih jelas kepalsuannya.
Al-Qur’an telah memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam perkembangan zaman.
Mereka ingin menantang Literatur Suci berusia 14 abad yang telah terbukti sebagian informasinya di zaman modern ini? Amat jauh apa yang mereka impikan itu.
Dan lagi,
Sebenarnya, mereka tak punya disiplin ilmu yang cukup untuk menganalisa maksud al-Qur’an. Mereka menafsirkan maksud ayat al-Qur’an yang berbahasa arab itu dengan grammar bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Itu sangat bagus, bukan? Apalagi jika mereka mengkajinya dengan grammar bahasa mandarin yang mereka kuasai. Sempurnalah kebodohannya.
Domba tersesat
Ini lagi yang sangat tidak enak didengar.
Apakah Anda berpikir bahwa penaklukan kota Makkah yang terjadi 1400 tahun yang lalu (dan tetap aman hingga sekarang), yang dipelopori oleh Muhammad itu, dilakukan oleh sekawanan domba yang tersesat? Begitukah?
Coba Anda bandingkan dengan para penguasa amatir, dimana daerah kekuasaan yang ia miliki “pecah” seiring kematian si penguasa tersebut. Tengok saja, Uni Soviet yang akhirnya pecah, seiring kematian penguasanya. Dan juga bekas daerah jajahan lainnya, seperti korea yang terpecah dua bagian, dan contoh-contoh lainnya.
Pola pikir Anda sudah tidak relevan, dan tidak sesuai dengan ISO9002!
INGAT! Sampai sekarang, status Makkah masih sebagai daerah kekuasaan Muhammad, meskipun beliau telah wafat ±14 abad yang lalu, dan itu akan tetap demikian hingga hari kiamat. Anda boleh mengubah tulisan dalam buku sejarah, tapi tidak “kenyataan” di lapangan.
Anda tak akan bisa menandingi Muhammad walaupun se-ujung kukunya. Cobalah Anda taklukkan Makkah 1 menit saja!
Bisa?
Jika tidak bisa, berhentilah memanggil kami “domba yang tersesat”, karena analogi yang Anda berikan terhadap umat Islam sangat jauh dari kenyataan yang ada di lapangan. Dan hal itu hanya akan mengundang tawa dari anak-anak kecil yang mendengarnya.
Makkah pernah dicoba ditaklukkan secara terbuka (tanpa perlawanan) oleh tentara gajah (Abrahah) jauh-jauh hari sebelum kelahiran Muhammad. Tapi hasilnya, bukan hanya “nol besar”, tapi “nol raksasa”! Dengan demikian, hanya Muhammad yang merupakan satu-satunya penakluk kota Makkah yang terakhir, hingga saat ini, dan tak akan pernah ada yang lain.
…
Sesungguhnya Allah lah yang telah menciptakan manusia, Dia pula yang memberi rezeki kepadanya, dan Dia pula yang menundukkan alam ini untuk keperluan manusia. Dan kepada-Nya lah manusia akan dikembalikan untuk dimintai pertanggungjawaban.
Anda siapa? Mengapa Anda menyebut kami sebagai domba yang tersesat.
Apakah Anda mengklaim diri Anda sebagai pemilik kami? Apakah Anda pencipta alam semesta ini? Apakah Anda yang memberi kami rezeki? Apakah Anda yang menghidupkan dan mematikan kami? Apa Anda yang memiliki Surga dan Neraka? Amat jauh sekali khayalan Anda itu! Inilah sebenarnya yang disebut dengan khayalan tingkat tinggi.
Isa as. sendiri tak pernah memaksa manusia untuk menjadi pengikutnya. Dia adalah nabi yang baik seperti halnya nabi-nabi yang lain, Musa, Ibrahim, Nuh, Muhammad, dan nabi lainnya. Kami tiada memperbedakan satu orang pun di antara nabi-nabi itu. Mereka semua membawa risalah yang benar dan lurus. Sistem kenabian mereka sama, yakni membawa kabar gembira untuk mereka yang beriman dan beramal shalih, dan memberi peringatan kepada mereka yang ingkar. Dan mereka sama sekali tidak memaksa. Karena agama itu bukan paksaan.
Allah sendiri sebagai Pencipta manusia, juga tak pernah memaksa manusia untuk mentaati perintah-Nya. Manusia diberi kebebasan untuk memilih (tindakan) dalam kehidupan dunia ini, dan pilihannya itulah yang akhirnya menentukan nasib akhirnya di akhirat nanti. Lantas, mengapa Anda begitu bersikeras memaksa kami untuk mengikuti kalian dengan menyebut kami sebagai domba tersesat yang harus diselamatkan?
Mungkin, di antara kami, memang ada yang merupakan domba yang tersesat. Tapi, ketahuilah, sebagian besar dari kami bukan domba lumpuh yang tak tahu jalan pulang (bertaubat).
Dan sebenarnya, walaupun Anda adalah penggembala, Anda tak lain hanyalah penggembala domba yang buta, yang tak tahu mana domba orang dan mana domba sendiri. Dan tak menutup kemungkinan, Anda bisa saja salah ambil. Sebab itu, Anda lebih pantas disebut pencuri domba, ketimbang sebagai penggembala domba.
Allah itu adalah “Hajar Aswad”?
Ini juga perbuatan Anda yang murahan dan hanya menambah bukti kecerobohan Anda.
Anda mencaci konsep ketuhanan kami yang murni, meng-Esakan Dia Yang Maha Esa.
Kami meng-Esakan Allah berdasarkan risalah yang dibawa oleh Muhammad. Juga melalui Firman-Nya yang tertera dalam al-Qur’an, yang terjaga keasliannya.
Apa yang membuat Anda merendahkan “Allah” dengan memperumpamakannya kepada “hajar aswad”?
Padahal informasi yang seperti itu tak pernah ada dalam literatur agama kami, baik dalam hadits maupun dalam al-Qur’an. Dengan kata lain, itu adalah karangan Anda sendiri. Dan, seperti biasa, Anda tak berbakat dalam mengarang kebohongan. Sebab itu, belajarlah menjadi pengarang yang baik!
Dan kenyataan yang sebenarnya adalah,
Allah bersemayam di langit.
Anda perlu melihat kitab ulama’ salaf untuk menafsirkan kalimat di atas, karena saya bukan orang yang ahli dalam hal ini.
Sebenarnya, konsep ketuhanan Anda lah yang kacau. Dan kami bisa saja menyebut Anda seringkali membuat Tuhan lalu menjadikannya kalung di leher Anda. Tapi mencaci dengan cara seperti ini sama sekali tak ada untungnya bagi kami.
Anda menganggap seorang manusia yang terlahir tanpa ayah sebagai anak Allah?
Lantas bagaimana anggapan Anda terhadap Adam as., manusia pertama, yang memang tak punya ayah dan ibu? Dan bagaimana pula anggapan Anda terhadap Siti Hawa (isteri nabi Adam as.) yang tercipta tanpa perantara seorang ibu? Apakah Anda menganggap mereka berdua sebagai sepupu Allah atau kemenakan Allah?
Juga, pertanyaan dalam konsep Trinitas Anda,
Sebenarnya, berapa jumlah Tuhan sebelum Isa as. terlahir ke dunia ini? 3 atau 2?
Kemudian, berapa jumlah Tuhan sebelum Maryam terlahir ke dunia ini? 2 atau 1?
Jawab dengan jujur pertanyaan tersebut, agar kami paham konsep ketuhanan Anda. dan jangan ditutup-tutupi dengan “dogma”.
Percuma Anda punya akal yang jenius kalau Anda menganalisa sesuatu dengan bersandar pada dogma. Itu adalah jawaban asal-asalan yang paling praktis yang saya tahu sepanjang perjalanan hidup manusia. Sehingga, kalau Anda menemukan soal tes ujian, dan tak bisa menjawabnya, maka berikanlah jawaban singkat, yakni “dogma”, habis perkara.
Dan lagi,
Apakah Anda juga akan berkata bahwa Allah menciptakan kehidupan ini dengan alasan “Dogma” atau “karena iseng aja”? Tidak demikian! Kehidupan manusia, punya alasan yang jelas, tapi Anda tak mengetahuinya.
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik perbuatannya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS al-Mulk:1-2)
Lihat kitab tafsir jika Anda ingin mengetahui maksud ayat ini dengan jelas, karena saya tak punya ilmu yang cukup untuk memberikan penjelasan ayat tersebut.
Pada dasarnya, hanya agama yang lurus (murni) saja yang benar. Islam pun, tidak semua benar seperti yang disangka kebanyakan orang. Seperti kasus Ahmadiyah dan aliran sesat sejenisnya belakangan ini. Begitu juga dalam agama Nasrani. Tidak semua yang beragama Nasrani itu benar, hanya yang masih menganut ajaran murni lah yang benar. Hal yang sama juga berlaku pada agama Yahudi.
Pertanyaannya sekarang adalah, apakah agama yang Anda peluk sekarang ini masih murni atau Anda saja yang menganggapnya murni? Anda punya volum akal yang cukup untuk menganalisa dan mempertimbangkannya. Jangan sampai Anda seperti maling yang berteriak maling, karena pada akhirnya (baca: kiamat), hal itu hanya akan membuat Anda malu 2x, bahkan lebih!
Agama yang dibawa oleh Isa as. adalah agama yang benar, suci, dan lurus. Namun, demikian, ada pengikutnya yang terlalu kreatif hingga menjadi sangat dongo’ dan akhirnya suka memodifikasi aturan agama demi mencari keuntungan harta dunia. Mereka mengubah al-Kitab sesuai selera nafsunya, dan mengalihkan alasan-alasan yang kontroversial kepada “dogma”, karena yang bersangkutan tak bisa memberikan alasan atas kebohongannya sendiri.
Jika Anda ingin memahami agama Anda dengan baik, maka pelajarilah kebenaran agama Anda. Pelajarilah sejarah trinitas Anda, asal-muasal perubahan agama Anda, dan hal-hal penting yang terkait dengan rutinitas agama Anda. Dan kalau perlu pelajari ilmu teologi setinggi mungkin kemudian perbandingkanlah keempat kitab yang ada, Taurat, Zabur, Injil, Al-Qur’an. Kemudian lihat, mana yang paling kacau dan mana yang paling benar. Yang paling kacau itulah sebenarnya yang paling banyak mengalami perubahan. Dan yang paling relevan (sesuai kenyataan) itu lah yang paling benar. Anda tak perlu mempelajari agama kami, kalau agama Anda sendiri Anda tidak paham!
Anda bukan penderita stroke ‘kan? Dan Anda juga bukan tahanan! Anda bisa menggunakan akal Anda sesuai dengan keinginan Anda. Anda bisa memperbandingkan banyak literatur “kebenaran” dengan mencarinya di internet. Anda tak harus mengikuti orang yang arah pikirannya tidak jelas dan suka membungkus kebohongan dengan dogma.
Karena di dunia ini, yang memang benar-benar “BENAR” hanyalah Allah dan Rasul-Nya. Dan tentang kebenaran atau perkataan dari orang lain, itu masih sangat-sangat-sangat diragukan sekali, sehingga masih perlu dikunyah sehalus mungkin.
2 Pilihan untuk Anda
Ada dua pilihan untuk Anda, mulai sekarang, yakni:
- Berhentilah mencaci-maki Muhammad dan ajaran yang dibawanya, Islam. Atau,
- Teruskanlah cacian Anda terhadap Muhammad dan juga Islam, hingga akhirnya Anda terhenti dengan sendirinya oleh waktu (baca: Kematian).
Masih ingin mencaci?
Okay,
Sebenarnya pilihan no.1 di atas sudah sangat bijak. Hal ini dimaksudkan agar Anda tidak semakin buta dan tertimpa kegelisahan. Kemudian, Anda bisa mengambil tindakan positif lainnya dengan cara mempelajari ajaran agama Anda dengan sebaik mungkin. Anda bisa berusaha mempelajari dan menghafal al-Kitab Anda dan menyibukkan diri dalam beribadah. Anda tak perlu mendalami agama orang lain, karena bagaimana mungkin Anda paham agama orang lain kalau agama Anda sendiri Anda tidak paham (ragu-ragu)? Juga agar Anda tak terkesan sebagai orang yang melanggar privasi agama orang lain. Allah menghargai perbedaan, sebab itulah Dia ciptakan dua konsekuensi yang berbeda, Surga atau Neraka. Jika Allah saja menghargai “perbedaan”, lantas kenapa Anda tidak mau menghargainya?
Namun, demikian jika Anda tetap cenderung ingin memilih pilihan no.2, yakni ingin mencaci Muhammad dan Islam, maka saya punya saran yang sangat baik untuk Anda. Dan hal ini harus Anda perhatikan demi kebaikan Anda sendiri. Manfaatkanlah sisa-sisa kehidupan Anda sebaik mungkin untuk mencaci, mencaci, dan mencaci. Karena setelah Anda mati, Anda tak akan bisa lagi mencaci.
Hal yang harus Anda perhatikan tersebut adalah,
Pertama, sebelum Anda mencaci, bercerminlah di kaca yang bersih. Kemudian lihat diri Anda baik-baik.
Kedua, renungkanlah semua prestasi yang telah Anda peroleh dalam kehidupan ini, dan kalau perlu catatlah dan hitung jumlah keseluruhan dari prestasi-prestasi Anda tersebut.
Ketiga, bandingkanlah prestasi-prestasi yang telah Anda peroleh tersebut dengan prestasi-prestasi yang dimiliki oleh Muhammad. Muhammad memiliki keunggulan dalam segala bidang, seperti memanah, ahli bermain pedang, berpacu kuda, teknik berkelahi, penguasaan taktik perang, teknik penguasaan temperatur emosi yang tinggi (baca: sabar), menguasai taktik politik pemerintahan, menguasai taktik ekonomi, seni dalam akhlak dan budi pekerti yang sopan dan jujur, teknik pengendalian rumah tangga yang aman dan tentram, dan prestasi-prestasi (sifat-sifat) menakjubkan lainnya. Beliau tercatat sebagai penghancur empirium romawi, Persi, dan kerajaan-kerajaan besar lainnya.
Dan Apakah prestasi-prestasi Anda menyamai apa-apa yang terdapat pada Muhammad?
Hmm…, jika tidak demikian, maka ketahuilah bahwa cacian Anda sebenarnya tidak menunjukkan apa-apa, selain sebagai bentuk kejujuran diri Anda sendiri dalam mengungkap kebodohan-kebodohan yang Anda miliki. Dan perbuatan Anda hanya akan memperburuk reputasi Anda sendiri.
Tentang Artikel Ini
Artikel ini hanya dibuat sebagai tindakan alamiah saya, sebagai seorang muslim, dalam membela Muhammad, nabi yang buta huruf, yang penuh dengan keutamaan yang tak terbantahkan, atas tuduhan-tuduhan kosong yang dilontarkan oleh orang-orang bodoh tak bertanggung jawab di alamat:
http://indonesia.faithfreedom.org
Apa salah Muhammad terhadap kehidupan Anda sehingga ia harus dicaci-maki seperti itu? Apa ia terlibat propaganda perang dunia I dan II? Atau ia melakukan diskriminasi terhadap kelompok agama Anda. Setahu saya tidaklah demikian. Beliau adalah orang yang paling menjunjung tinggi persamaan hak (kebebasan) dan konsisten terhadap perkataannya. Beliau adalah orang yang antara hati, lidah, dan perbuatannya “sama”. Beliau sangat menghargai perbedaan, namun dalam batas-batas yang jelas. Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an:
Katakanlah: “Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu dan untukku agamaku”. (QS. al-Kaafiruun)
(Anda perlu melihat kitab ulama’ salaf untuk menafsirkan ayat ini)
Perkataan “kafir” di dalam ayat di atas, bukan dari kami, tapi dari Allah, Pemilik al-Qur’an itu sendiri. Jika Anda tak setuju itu adalah urusan Anda, kami tak akan meniru orang yang suka mengubah perkataan Tuhannya (al-Kitab) demi menyenangkan orang lain. Dan tak ada yang bisa merubah kebenaran, sekalipun unta bisa masuk ke lubang jarum.
Kedudukan Muhammad bagi kami, umat Islam, melebihi kedudukan orang tua terhadap anaknya. Sebab itu, sebagai seorang muslim tentu tak boleh tinggal diam ketika tokoh favoritnya diejek mati-matian. Bagaimana perasaan dan sikap Anda jika kekasih Anda yang cantik jelita dan seksi itu dicaci oleh seseorang dengan sebutan “jelek, basi, dan kampungan”? Apa Anda akan tinggal diam begitu saja? Sementara mulut Anda masih bisa bicara, tangan Anda masih bisa bergerak, dan akal Anda masih waras.
Anda tak bisa merendahkan orang yang kualitasnya jauh lebih baik dari Anda dari sisi kenyataan yang sesungguhnya.
Mungkin, di antara kami sebagai orang Islam, pernah menyakiti Anda dalam beberapa hal yang tak sepantasnya berbuat seperti itu, tapi ketahuilah … bahwa hal itu sama sekali terlepas dari Muhammad, dan terlepas dari ajaran Islam itu sendiri. Dan itu adalah kesalahan orang yang bersangkutan, karena tak mengerti agama Islam dengan baik, dalam hal berakhlak dan berinteraksi sosial. Anda hanya perlu mencaci orang tersebut, dan jangan bawa nama Muhammad, dan juga Islam. Bagaimana tanggapan Anda jika ada seseorang yang kecelakaan karena menerobos lampu merah? Tentu saja, yang salah orang itu sendiri, dan bukannya lampu merahnya yang salah, apalagi kepala polisi SATLANTASnya.
Mengapa demikian?
Karena Muhammad sendiri tidak bersikap seperti itu semasa hidupnya. Peperangan yang beliau lakukan hanyalah cara terakhir karena pihak musuh tak mau bernegosiasi dalam menerima (mendengar) dakwah beliau, yang hanya berstatus sebagai “pembawa kabar gembira” dan “pemberi peringatan”. Dengan kata lain, Muhammad tidak diperbolehkan berdakwah lebih lama di muka bumi ini. padahal, beliau hanya ingin membersihkan Ka’bah dari segala macam benda yang tak pantas berada di sekelilingnya. Lihatlah, ketika beliau memerintahkan para pengikutnya untuk membunuh Abu Jahal, pamannya sendiri. Dan tentu saja, loyalitas (kesetiaan) kepada Allah sebagai Pencipta alam semesta, tak bisa dihitung atau diperbandingkan dengan loyalitas atas dasar status kekeluargaan.
Dengan kata lain, apa yang beliau lakukan hanyalah ingin memberantas kebodohan yang nyata di dunia ini, yakni, yang berupa aktivitas menciptakan tuhan sendiri lalu disembah sendiri juga, yang akhirnya tuhan tersebut menjadi usang karena seringkali disembah.
Beliau adalah sebaik-baik manusia yang memiliki budi pekerti yang agung, menepati janji dan amanat, menyantuni fakir miskin, mengasihani janda, dan merendahkan diri terhadap sesama. Dan hanya orang buta, tuli, dan lumpuh akalnya yang tak bisa mengenali beliau yang sudah sangat-sangat jelas itu.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (berdzikir). (QS. al-Ahzab:21)
Kita hidup di zaman modern. Para ahli bisa menganalisa dan mengakui kebenaran akan fosil dinosaurus yang berumur ratusan juta tahun. Namun, anehnya, sebagian besar manusia tak mau percaya tentang literatur (al-Qur’an) yang berumur 1400 tahun yang telah nyata-nyata terbukti kebenarannya di zaman sekarang. Dimanakah letak kesalahan akalnya? Tentu saja, karena “keras kepala”.
Untuk saudaraku, sesama muslim
Ada beberapa hal yang ingin saya katakan kepada kalian, sebagai sesama muslim. Perkataan ini terutama dikhsusukan untuk saya sendiri sebagai penulis artikel ini, dan bagi mereka lainnya yang mencintai Muhammad saw..
Sudah sedemikian butakah mata kalian hingga tak bisa mengenali noda hitam kelam di atas tumpukan salju putih yang cerah? Atau sudah sedemikian tulikah telinga kalian hingga tak bisa mengenali frekuensi gelombang busuk yang sudah di ambang batas itu? Atau sudah sedemikian lumpuhkah akal kalian hingga tak bisa menganalisa dan memahami simbol-simbol permusuhan yang mereka lahirkan secara terang-terangan itu?
Bangunlah, wahai saudaraku! Kalian telah tidur lebih dari 10 abad lamanya. Buanglah kebodohan-kebodohan kalian! Kikis habis perselisihan-perselisihan kalian yang hanya mengarah kepada perpecahan itu, dan selesaikanlah dengan cara yang paling baik (al-Qur’an dan as-Sunnah)! Kita punya sejarah kejayaan yang besar 14 abad yang lalu, dan hal itu sama sekali bukan “dongeng” semata, tapi kenyataan, kenyataan yang tidak terbantahkan oleh sejarah peradaban manusia! Islam telah meninggalkan jejak dimana-mana, tak terkecuali di jazirah arab, tapi juga di benua eropa, asia, afrika, dan sebagainya.
Dimana kekuatan refleks akal kalian ketika mereka secara bangga mencaci Muhammad dan agama kita? Bukan Muhammad yang saya khawatirkan ketika mereka mencaci Muhammad dan Islam, karena Muhammad telah terbiasa dengan hal itu semenjak awal-awal tahun dakwahnya, dan beliau juga sudah tiada. Yang saya khawatirkan adalah mental kita yang semakin kerdil dan harga diri kita yang diinjak-injak oleh sepatu kaki kiri mereka. Dan mereka selalu bermimpi ingin menghancurkan kita, umat islam. Dan eitttsss…, tunggu dulu, karena Islam sebenarnya bukan milik Muhammad dan juga bukan milik kita sebagai pengikut Muhammad, tapi milik Dia, yang telah menurunkan al-Qur’an, yang telah mengutus Muhammad sebagai Rasul terakhir, yang pastinya tak akan tinggal diam melihat agama yang dicintai-Nya ini dihancurkan.
Dan, satu hal yang sangat disayangkan dari mereka yang seringkali mencaci Muhammad dan Islam, yakni prediksi mereka dalam hal masa depan, selalu saja salah, meleset, dan asal-asalan. Mereka pikir masa depan bisa diprediksi dengan kartu domino atau dadu segi enam?!! Setiap manusia hanya bermain dengan waktu, tidak dengan yang lain!
Apakah kalian tidak penasaran kenapa Muhammad banyak memperoleh kemenangan (kesuksesan) dalam perjuangannya semasa hidupnya? Yahh, tentu saja, karena Allah ada (mendukung) dibalik semua peristiwa itu. Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Dan kita juga akan memperoleh kemenangan dengan cara yang sama, seperti yang dilakukan oleh Muhammad semasa hidupnya. Mungkin Muhammad sudah lama terkubur, tapi itu hanya jasadnya, dan semangatnya masih selalu ada di hati orang-orang muslim.
Marilah kita bela Islam, dan juga Muhammad saw., nabi yang buta huruf, yang punya gelar “Si Jujur” (al-Amin). Dan hal itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Perbaikilah akidah (keyakinan) kita dengan cara konsisten dalam mengamalkan apa yang diperintahkan dalam Islam, terutama apa yang telah disebutkan dalam Rukun Islam. Dan berhentilah berselisih atau meluangkan perhatian terhadap hal-hal yang hanya merusak persatuan persaudaraan umat Islam.
Dan izinkan saya berteriak di blog yang kecil ini, ke telinga kalian, sebagai saudara sesama muslim:
BANGKITLAH…!
TAK ADA YANG BOLEH MERENDAHKAN ISLAM.
TAK ADA YANG BISA MENGKERDILKAN UMAT ISLAM.
KARENA ISLAM TIDAK TERLAHIR KE MUKA BUMI INI DALAM KEADAAN PREMATUR!
Sumber: codenamezero.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar